leh Endang TS Amir
Pada suatu siang, seorang ummahat bersilaturahim ke rumah ku. Setelah saling bertanya kabar, tukar cerita tentang kabar saudari-saudari yang lain, ngobrol tentang perkembangan anak-anak, mulailah ia berkeluh kesah akan kondisi perekonomian keluarganya.
“Ya Allah Um, rasanya tiap hari pusing ngatur keuangan. Anak nambah, tapi gaji suami ga nambah-nambah. Rasanya sedih, kadang pengen banget ngasih anak-anak makanan yang mendingan. Yang ada gizinya biar pada sehat dan cerdas. Tapi, bagaimana caranya? Apalagi sekarang apa-apa serba mahal.”
“Memang kalau bisanya cuma makan tempe, terus anak ga bisa sehat dan cerdas?”
“Bukan begitu, maksud aku, kalau bisa sering-sering makan enak, seafood misalnya , atau minum susu yang banyak, anak bisa lebih sehat dan cerdas. Dibandingin cuma makan tahu atau telor tiap hari.”
……
Rasa cinta seorang ibu kepada anak-anaknya yang sedemikian besar, melahirkan keinginan untuk memberi yang terbaik. Tapi, sering keinginan tidak sejalan dengan kemampuan. Inginnya beli makanan yang enak-enak, apadaya kondisi keuangan tidak memungkinkan. Kepada ibu tersebut, aku mengajaknya untuk semangat dan berfikir positif.
Berfikir anak kurang sehat atau kurang cerdas hanya karena kita tidak dapat memberinya makanan yang “enak-enak”, adalah pola pikir negatif. Pertama , karena makanan bukan factor penentu kesehatan dan kecerdasan. Kedua, kesehatan dan kecerdasan itu adalah bagian dari takdir Allah. Jadi, sediakan saja sesuai kemampuan kita.
Teori-teori ilmiah tentang kandungan makanan olahan seafood dapat meningkatkan kecerdasan, tidak salah. Tapi, jangan sampai membuat kita berkecil hati bahwa anak jadi kurang cerdas karena jarang mengkonsumsi makanan tersebut.
Bagian rezeki kita telah diatur oleh Allah. Andai keyakinan kita sedemikian besar, kita akan yakin, bahwa hari ini kita hanya makan tempe dan sambal adalah sudah ditetapkan Allah. Hari ini kita bisa makan daging karena ada tetangga yang mengantar, juga merupakan ketetapan Allah.
Jadi, apapun yang kita makan tiap harinya merupakan pengaturan Allah. Patutkah kita berkeluh kesah mengenai jatah rezeki dariNya?
Selain itu, jika kita yakin, apapun yang dimakan anak kita, selama itu halal dan thoyib, makanan tersebut akan membuatnya sehat dan cerdas, insya Allah. Saya katakan pada ibu tersebut, dahulu, saya berfikiran sama seperti dia. Inginnya memasak makanan-makanan yang enak , supaya anak-anak lebih sehat dan cerdas.
Tapi terkadang uang dapur menipis. Seiring bertambahnya pemahaman dan keyakinan saya kepada Allah, saya merubah cara pandang saya. Saya berfikir, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, adalah mudah bagi Allah membuat tahu atau tempe menjadi bergizi sama dengan daging atau seafood di tubuh anak saya.
Toh, bagian rezeki kita Allah yang mengatur, kecondongan hati kita untuk memasak sesuatu juga bagian dari bisikanNya. Dan pastinya Allah lebih paham akan kebutuhan tubuh anak-anak kita ketimbang diri kita sendiri.
Oleh karenanya, setiap hendak memberi makan anak-anak, selain do’a makan sebagaimana yang diajarkan Rasulullah, saya menambahkan dalam hati saya sebuah do’a agar makanan yang dimakan anak-anak memberi manfaat dunia akhirat. Saya berdo’a agar makanan tersebut memberi anak-anak saya kekuatan dan kesehatan. Saya berdo’a makanan tersebut membuat anak-anak saya menjadi cerdas dunia akhirat. Saya berdo’a agar makanan tersebut tidak membuat anak saya menjadi sakit. Saya berdo’a agar makanan tersebut berkah.
Terkadang do’a tersebut saya lantunkan ketika saya sedang memasaknya. Alhamdulillah, saya selalu PD anak saya bisa sehat dan cerdas walau hanya saya kasih lauk pepes tahu. Adapun sekiranya mereka sakit, ya memang sudah digariskan oleh Allah sebagai bentuk ujian agar kita lebih bersabar. Jika mereka agak lambat berfikirnya atau kurang cerdas, ya mungkin karena kurang stimulasi, kurang latihan atau kurang rajin belajarnya.
Intinya, tidak usah memaksakan diri. Lakukan segala sesuatu sesuai kemampuan. Jangan bersedih dan jangan berkecil hati. Karena kondisi apapun yang Allah tetapkan untuk kita, pastinya itulah yang terbaik dalam pandanganNya. Hari ini rezeki kita hanya sayur bayam dan tempe, mungkin memang hanya itu yang dibutuhkan tubuh kita.
Marilah senantiasa menjaga prasangka baik kita kepada Allah, memperkuat keyakinan kita kepada Allah. Insya Allah, cara pandang ini dapat menyelesaikan banyak persoalan hidup yang menghampiri kita. Wallahu’alam.
ummuali.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar