Anak Diejek Temannya
Bagi anak, ejekan bisa memberikan dampak negatif. (Foto: Google)
EJEKAN memang kadang menyakitkan. Itu pula yang terjadi saat anak diejek temannya. Bagaimana Anda membantu anak kuat dan tahan menghadapi ejekan tersebut?
Bodoh, gendut, jelek mungkin ejekan yang sering dilontarkan oleh anak usil terhadap anak yang memiliki kekurangan, dan itu bisa saja terjadi pada siapa saja, termasuk anak kita. Dikatakan ahli kejiwaan dari Rumah Sakit Internasional Omni Alam Sutera Tangerang, dr Kresno Mulyadi SpKJ, anak yang suka diejek akan memberikan dampak yang negatif terhadap dirinya. ”Ejekan berkaitan dengan harga diri atau kiprah diri anak,” tandas psikiater lulusan Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga ini.
Anak yang sering diejek akan mengalami tekanan yang berdampak pada kesehatan kejiwaannya. Salah satu dampaknya adalah pembangunan identitas yang menjadi tidak optimal. Selain itu, ejekan yang berulang-ulang akan membuat anak mendapatkan sugesti dan berpikir bahwa ejekan tersebut benar adanya.
”Semisal anak diejek bodoh maka akan muncul sugesti bahwa, ‘oh iya, benar juga bahwa saya adalah anak bodoh,” tutur psikiater yang juga berpraktik di Yayasan Mutiara Indonesia di Lembaga Penatalaksanaan Anak Berkebutuhan Khusus ini.
Ejekan negatif bisa membuat anak merasa semakin berbeda dan terasingkan. Bahkan, bagi anak yang sensitif terhadap perkataan orang lain bisa menyebabkan anak minder. Anak juga akan sulit bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Sebaliknya, anak akan menjadi sosok yang murung, sedih, atau lebih senang menyendiri karena ejekan yang ia terima.
”Bahkan, ejekan bisa membuat proses tumbuh-kembang anak terhambat, khususnya untuk pembangunan kepribadian dan pembangunan karakternya,” ucap psikiater yang juga kembaran dari Kak Seto ini.
Kresno menyarankan orang tua agar segera menghentikan ejekan yang dilontarkan terhadap anak, jangan dibiarkan berkelanjutan. Orang tua bisa menghibur anak dengan meyakinkan kepadanya bahwa orang tua akan tetap mencintai anak apa pun yang terjadi. Berikan perhatian jika anak sudah bercerita tentang ejekan yang diberikan temannya.
Bisa juga menghibur anak dengan meyakinkan bahwa orang yang mengejek tidak tahu dan tidak menghargai apa itu perbedaan, dan perbedaan itu adalah sesuatu yang wajar. Biarkan anak merasa tenang dan tetap percaya diri, atau bisa juga dengan membantu anak untuk atasi ejekan ini dengan ikut memikirkan respons yang perlu dilakukan atau diucapkan anak apabila kembali diejek temannya.
Lebih lanjut Kresno menyarankan, yang penting dilakukan orang tua adalah mengembangkan pola positive thinking dan positive feeling, pada anak. Misalnya dengan menjelaskan bahwa anak yang mengejek, kata-katanya hanyalah candaan.
”Jangan biarkan anak hadapi ejekan dengan kekerasan,” sarannya.
Sedangkan untuk orang tua yang mempunyai anak dengan tipe suka mengejek, maka orang tua bisa menjelaskan dengan bahasa yang positif dengan anak. Setiap ejekan yang dilontarkan pada anak pasti ada sebabnya.
”Anak yang mengejek orang lain pun memiliki sebab yang beragam, di antaranya karena anak tersebut memiliki agresivitas yang berlebihan, bisa karena kematangan jiwa atau menganggap individu lain harus direndahkan,” tuturnya.
Bagi orang tua yang memiliki anak yang suka mengejek, saran Kresno, maka segera cari tahu penyebabnya. Jelaskan pada anak bahwa apa yang telah dilakukannya itu tidak baik. Beri pengertian bahwa ejekan itu bisa membuat orang lain bersedih.
”Namun, orang tua juga harus membedakan seperti apa gurauan atau ejekan yang dilakukan anak. Jika sudah sampai pada tahap melecehkan orang lain, orang tua harus secepatnya bertindak,” sarannya.
Nutrition Division, Kemang Medical Care Women & Children Putri Gita Menur SKM mengatakan bahwa jika kita mempunyai anak gemuk dan suka diejek temannya, justru itu bisa dijadikan motivasi terhadap anak untuk kurus jika itu yang mereka mau.
”Jika mereka merasa minder karena mempunyai tubuh gemuk dan diejek temannya, bantu anak untuk mengerti bahwa jika dia ingin berhenti diejek maka jadikan ejekan tersebut motivasi untuk membuatnya kurus,” papar wanita yang berpraktik di kawasan Kemang ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar