Menjamurnya permainan tembak menembak seperti airsoft gun atau skirmish dan beragam game komputer serta online membuat ketar-ketir para orang tua. Mereka khawatir permainan macam itu dapat mengganggu jam belajar si anak. Namun, sebuah studi yang dipublikasikan Journal Current Biology mungkin bisa merendam kekhawatiran orang tua.
Disebutkan dalam studi itu permainan tembak menembak melatih pemainnya untuk mengambil keputusan yang cepat. Tak hanya itu, peneliti juga menyimpulkan permainan tersebut juga membantu seseorang lebih sensitif dengan lingkungan sekitarnya. Kemampuan lain yang juga dikembangkan adalah kemampuan bergerak, mengarahkan, membaca situasi dan mengikuti seseorang ditengah keramaian.
Salah seorang peneliti Daphne Bavelier mengatakan sebuah pendapat yang keliru jika permainan tembak menembak hanya bermanfaat sebatas kesenangan. Lebih dari itu, permainan tersebut juga melatih akurasi dan kecepatan. "Permainan aksi ini membuat para pemain harus memutuskan langkah yang cepat dan tepat. Jika anda berpikir lambat dalam sebuah operasi misalnya, tentu hasilnya akan berbeda," tuturnya. Dapne menambahkan keputusan yang diambil individu dari segala kemungkinan didasarkan pada perhitungan dan pertimbangan yang kemudian dikenal sebagai inferensi probabilistik.
Sebelumnya, tim riset membentuk dua kelompok dengan partisipan berusia 18 hingga 25 tahun. Oleh peneliti, kelompok pertama diharuskan bermain game Call Of Duty 2 dan Unreal Tournament. Sedangkan kelompok kedua diharuskan bermain game strategi seperti The Sims 2. Masing-masing kelompok diharuskan bermain selama 50 jam. Usai bermain, setiap partisipan diberikan tes. Hasilnya, kelompok pertama mengalami peningkatan kemampuan 25 persen dalam hal membuat keputusan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar