REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Seto Mulyadi menegaskan kurikulum yang "overload" sehingga membuat anak tertekan merupakan pelanggaran terhadap hak anak. "Terlalu banyak pekerjaan rumah, aturan yang ketat, cara mengajar yang monoton, membuat anak frustasi, itu melanggar hak anak," kata Seto Mulyadi atau yang akrab dipanggil Kak Seto saat berorasi di "Kampanye Hak Asasi Manusia (HAM) 2010 bagi Pelajar SMA se-DKI Jakarta" di Jakarta.
Banyaknya perilaku menyimpang yang terjadi pada pelajar, merokok, tawuran, hingga bunuh diri yang dilakukan anak akhir-akhir ini sedikit banyak karena tekanan yang ada di sekitarnya.
"Setiap hari anak harus berangkat pagi-pagi, bawa tas penuh buku yang berat, semua serba tegang. Padahal mereka butuh suasana menyenangkan, penuh dengan senyuman, pelukan, belaian," lanjut Seto.
Karena itu, ia mengatakan kurikulum pendidikan yang membuat anak tertekan dan frustasi tersebut harus diubah. Belajar, menurut dia, seharusnya dapat dilakukan dengan suasana menyenangkan, baik secara formal maupun nonformal.
Orasi penggiat pendidikan "homeschooling" di Indonesia ini dilakukan di hadapan ribuan anak SMA dari sekitar 100 sekolah di DKI Jakarta yang memenuhi stadion bulu tangkis Gelora Bung Karno. Acara "Kampanye HAM 2010 bagi Pelajar SMA se-DKI Jakarta" sendiri dihadiri oleh Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar, anggota Komisi III DPR RI, Ketua LPSK, dan jajaran Kementerian Hukum dan HAM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar