Revolusi teknologi dan revolusi seksual saat ini harus diimbangi dengan revolusi kepengasuhan
Hidayatullah.com--Anak yang punya konsep diri yang baik relatif akan lebih mampu melawan pengaruh negatif pornografi dan sikap asusila lainnya. Untuk menanamkan konsep diri harus berangkat dari peran serta orang tua di rumah.
Hal itu disampaikan pendiri Rumah Parenting Yayasan Kita dan Buat Hati dr. Ika Dalimoenthe, M.Si, menanggapi maraknya kasus pelecehan dan korban seksualitas akhir akhir ini.
"Dengan konsep diri yang baik, seorang anak akan berani mengatakan, ‘no to pornography’," kata Ika kepada Hidayatullah.com di sela-sela acara seminar dan lokakarya bertema "Penanggulangan Pornografi Berbasis Masyarakat," di Jakarta, Rabu (8/12).
Dikatakan Ika, menanamkan konsep diri kepada anak jelas menjadi tantangan para orang tua saat ini. Anak yang tidak mendapatkan perhatian dari orang tua, tertekan. Pada akhirnya akan menemukan jalur komunikasi yang tersumbat. Hal ini, kata Ika, akan mengantarkan anak menjadi pribadi yang serba canggung.
"Akhirnya si anak akan keluar mencari jalur komunikasi yang dianggapnya lebih menentramkannya," imbuh trainer di Jakarta ini. Anak yang sudah tidak terkontrol, kecenderungannya terjebak pada pengaruh pornografi sangat besar. "Ini bahaya sekali," katanya.
Ika menjelaskan, efek film porno sangat fatal dan lebih dari dampak narkoba, yaitu dengan merusak lima titik bagian otak manusia. Pornografi, bilang Ika, perusak otak yang bahayanya melebihi methapetamin dan dapat menghancurkan fungsi otak prefrontal contex.
Rusaknya otak prefrontal cortex, membuat perasaan pecandu pornografi kacau dan memiliki ketergantungan akut untuk melihat film porno.
Untuk itu mengatasi pornografi perlu tindakan yang konkrit. Yang paling penting peran orang tua dalam mendidik anak anaknya.
"Orang tua harus kembali ke rumah, jangan sampai ada anak yang menjadi yatim sebelum yatim," selorohnya.
Ia menegaskan, dahsyatnya revolusi teknologi dan revolusi seksual yang terjadi saat ini, harus diimbangi dengan revolusi kepengasuhan dari ayah dan ibu serta para orang orang tua.
"Ayah dan ibu harus kembali ke rumah, didiklah anak anak menjadi generasi seperti generasi di zaman Rasulullah SAW," pungkas dia. [ain/www.hidayatullah.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar