Sejak kelahirannya, sensori anak sudah seperti spons. Mencoba memahami dunia lewat 5 inderanya; penglihatan, penciuman, peraba, pendengaran, dan perasa. Kualitas dari pengalaman ini akan makin dalam efeknya seiring perkembangan otak si bayi. Namun, sebagian orangtua berpendapat bahwa mainan mahal dan rumit akan membantu perkembangan otak bayi yang optimal. Padahal, interaksi sederhana, konsisten, namun mengajaknya berpikir akan membantu indera dan pikirannya.
Joshua Sparrow, MD, profesor psikiater di Harvard Medical School dan penulis Touchpoints-Birth to Three, merekomendasikan para orangtua membantu anak-anaknya menelusuri dunia melalui inderanya. Ketimbang membelikan si kecil mainan yang mahal tetapi hanya berfungsi satu arah saja untuk si anak, ajak ia berkelana mengenal dunia dengan tindakan sederhana seperti berikut:
1. Jalan Kaki Bersama Anak
Untuk kebanyakan ibu, berjalan kaki adalah cara yang menyenangkan untuk menenangkan si bayi dan cara yang mudah untuk mengembalikan bentuk tubuh usai melahirkan. Selain itu, berjalan kaki ternyata juga bisa membantu si kecil menggunakan inderanya. Misal, jika Anda berhenti sejenak untuk mencium aroma bunga mawar di pinggir jalan, bayi Anda tak hanya akan mengerti bahwa bunga memiliki aroma, tetapi juga bisa menyentuh kelopak bunga tersebut (hati-hati durinya), melihat warna cantiknya, dan mendengar penjelasan Anda.
2. Merapikan Baju
Merapikan baju untuk orang dewasa mungkin akan menjadi hal menjemukan, sebaliknya untuk anak-anak, hal tersebut akan menjadi aktivitas yang menyenangkan. Misal, Anda dan si kecil sedang mengangkat dan melipat baju dari jemuran. Anda bisa tanyakan kepada anak balita Anda, "Handuknya harum, ya? Atau, baju piyama kamu harum, ya? Atau, terasa lembut ya, pakaian Mama?"
3. Rutinitas Pagi yang Berarti
Menyuapkan makanan atau membantu si anak memakai baju adalah kegiatan yang menggunakan kelima indera si kecil. Anda bisa tambahkan percakapan saat melakukan ritual harian ini. Anda bisa tanyakan kaus berwarna apa hari ini, jika ia bilang ingin minum jus apel atau susu hari ini, tanyakan mengapa. Atau, tanyakan beda rasa kain yang ia kenakan hari ini. Komentar-komentar yang berdatangan saat ia makan, memakai baju, berbelanja, menyetir, dan hal-hal rutin lainnya yang menjadi bagian keseharian adalah cara yang baik untuk mengajak si kecil menggunakan kelima inderanya. Hal ini juga akan membentu membangun kemampuan berbicara dan keterikatan interpersonal.
4. Berakting
Memang, saat anak beranjak besar, kita tak perlu mencoba untuk melakukan aksi berakting di depannya setiap saat. Anda tak perlu lagi melakukan permainan ci luk ba setiap saat seperti ketika ia masih beberapa bulan. Tetapi, Anda bisa mencoba membuat semacam teater musikal orangtua-anak. Idenya adalah untuk berfokus pada aktivitas yang menyangkut hubungan dengan orang lain sebagai sumber stimulasi. Suara Anda bisa menjadi hal yang sangat menghibur bagi bayi Anda ketimbang suara robot dari mobil-mobilan. Plus, dari segi visual, akting Anda bisa membuatnya amat tertarik. Pikirkan diri Anda sebagai mainan yang sangat bagus, Anda bisa menjadi boneka lucu, menenangkan, cepat, berisik, tak bersuara, dan lainnya, sesuai dengan respon dari wajah serta tubuh si anak.
5. TV? Boleh, kokAdalah hal yang wajar ketika orangtua butuh waktu untuk mengurus dirinya sendiri atau hal lainnya. Anda tak perlu merasa bersalah jika Anda memberikan waktu si anak untuk menonton televisi selama setengah jam sehari. Asalkan dalam waktu yang masuk akal dan bisa ditolerir, tak masalah untuk si kecil menonton televisi. Namun, perlu diingat, bahwa makin lama ia duduk di depan televisi, makin lama ia tertahan untuk tidak berinteraksi dengan manusia lain, Anda, dan dunia realitas.
6. Perlahan Saja
Setiap anak memiliki kecepatan perkembangan yang berbeda-beda. Setiap anak itu unik. Asalkan ia tidak dibiarkan berkembang sendiri, anak bisa berkembang. Untuk setiap perkembangan sensori dan motorik anak, jangan terburu-buru. Perlu diingat pula, bahwa setiap anak memiliki keunikan tersendiri. Belum lagi ada pula kemungkinan hambatan pada anak. Gejala awal bahwa si kecil memiliki hambatan antara lain; kesulitan untuk mengikuti obyek yang bergerak dengan matanya saat ia memasuki usia 4 bulan, menolak untuk dipeluk, atau respon yang kurang cepat saat ada suara kencang atau panggilan Anda. Untuk kasus-kasus seperti ini, coba konsultasikan dengan dokter anak secepatnya.
7. Jangan Berlebihan
Ketika mencoba membantu anak untuk mengeksplorasi lingkungannya, entah itu dengan jalan-jalan, berbincang, atau lewat mainan tertentu, Anda ingin mencoba memberikan secukupnya, jangan berlebihan. Supaya si kecil terhindar dari overstimulasi, cobalah untuk berfokus pada interaksi natural dan mainan yang sederhana, seperti blok kayu, ujar pendiri Explorations Early Learning, LLC, Jeff Johnson. "Sejujurnya, menurut saya, kebanyakan kamar anak dihiasi dengan begitu banyak mainan, warna, dan stimulasi yang berlebihan sehingga si anak akan menjadi kesulitan untuk memilih mainan yang ingin difokuskan," tambahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar