Kamis, 12 Mei 2011

Ketika Sekolah Ideal Itu Kudapatkan

Sangat susah mencari sekolah ideal. Dimana-mana sekolah menawarkan yang terbaik, dan setiap sekolah ternyata setelah dikaji ulang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sebetulnya yang dicari orang tua itu apa dan bagaimana tergantung dari pada ekspektasi dan harapan orang tua pada sang anak itu sendiri sesuai dengan latar belakang keluarga, pendidikan dan agama orang tua si anak.
       Bila orang tua yang bersangkutan memilki agama yang cukup baik dan berlatar belakang pesantren mungkin cenderung memasukkan anaknya ke pesantren. Walaupun tak dapat dipungkiri bahwa banyak juga orang tua yang menyekolahkan anaknya ke pesantren dengan alasan tak ingin “diganggu” oleh anaknya alias kedua orang tua sangat sibuk sehingga lebih baik anaknya dibuang ke pesantren, sebab kesibukan dari kedua orang tua. Saya sendiri memiliki pengalaman mencari sekolah dan berakhir pada suatu kesimpulan bahwa sebuah sekolah tidak dapat memenuhi semua yang kita inginkan. Walaupun kita buat sekolah sendiri pun tidak mampu memenuhi apa yang kita inginkan sepenuhnya. Semakin tinggi strata kemampuan ekonomi dan pendidikan orang tua yang bersangkutan, maka semakin tinggi juga standar yang ditetapkan dalam mencari sebuah sekolah.
       Kekecewaan adalah bagian dari proses meletakkan anak di sebuah sekolah. Bila kekecewaan terlalu dipikirkan akan membuat sakit hati yang semakin dalam dan ketidakpuasan akan berakibat menjadi komplain yang berlebihan yang sering kali mengganggu pembelajaran si anak di sekolah dimana dia belajar. Saat ini setelah berbagai Negara dan berpuluh-puluh sekolah dimasuki dan dipelajari, bahkan sampai saya akhirnya membuat sekolah sendiri, saya sampai pada suatu titik kesimpulan akhir bahwa sekolah yang saya cari letaknya adalah di hati. Akirnya saya mendapatkan sekolah yang saya dapatkan, bukan yang saya inginkan, dan akhirnya saya mendapat kepuasan terhadap sekolah untuk anak saya serta merasakan idealnya sebuah sekolah yang didapatkan dengan mengurus hati terlebih dahulu untuk siap menerima segala kelebihan dan kekurangan sebuah sekolah dan menambahkan apa yang kurang dari sekolah tersebut dengan tambahan dari rumah dari diri saya sendiri dan suami saya.
       Sekali lagi saya katakan bahwa akhirnya saya mendapatkan sekolah yang saya dapatkan, bukan yang saya inginkan. Saya terpikir dengan sebuah ayat Al Quran yang mengatakan:
"...boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui." (QS: Al Baqarah: 216).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar