Selasa, 31 Agustus 2010

Pakai Sendok Sembarangan Anak Bisa Overdosis

Berhati-hatilah memberi obat kepada anak, terutama bayi. Parasetamol cair untuk anak di bawah usia lima tahun misal, bila diberikan kepada bayi akan berisiko kelebihan dosis.

Situasi itu ternyata diperparah oleh ketidakmampuan orang tua memberi anak-anak mereka dosis tepat dari obat cair, demikian klaim para periset Australia. Menggunakan sendok makan biasa untuk mengukur--sebagai satu kebiasaan--dianggap berpotensi membahayakan anak-anak, demikian ungkap mereka.

Anak-anak di bawah usia lima tahun adalah kelompok paling berisiko mengalami overdosis. Berdasar sebuah studi yang dilakukan di Lisbon terhadap 97 oran dewasa mengungkap 61 persen dari mereka salah mengukur dosis dengan rincian, 17 persen dari 61 persen kelebihan mengukur dosis dan 44 persen sisanya tidak cukup memberi dosis.

Senin, 30 Agustus 2010

Menghadapi Anak Pemarah

Assalamualaikum, Mama fifi & team saya wanita bekerja dengan 4 anak yg masih kecil-kecil paling besar kelas lima SD, saya membesarkan anak-anak sendiri tanpa didampingi suami karena suami jauh. Karena saya sendiri kadang-kadang dalam mendidik anak saya terlau emosional dan kalau berberbica mungkin bagi anak menyakitkan tanpa disadari oleh saya. Maaf kalau saya marah sama suami saya suka lampiaskan ke anak. memang suami saya tidak mengerti cara mendidik dalam keyakinannya yang penting memberi nafkah cukup tidak cukup dia tidak mau tau sehingga semuanya saya yang berperan. Dari mencari nafkah tambahan, memandikan, memasak, mengantar anak sekolah menjemput belajar dsb, maklum tidak punya pembantu karena keterbatasan biaya. Sekarang saya benar-benar menyesal karena sikap saya anak saya menjadi keras kepala dan tidak mau diatur, cepat marah dan suka pergi dari rumah. Kalau disuruh sholat, mengaji malas2an tp dia lebih senang ke mall saya sedih sekali padahal saya selalu memberi contoh (maklum suami tidak sholat dan tidak bisa mengaji) bagaimana ya mama fifi saya tress sering menangs karena sikap anak saya (yang pertama) bagaimana saya harus berubah sikap biar tidak menjadi luka anak saya sampai besar karena kekasaran saya. Trima kasih wasslamualaikum wr wb.

Yuyun Ariyani
 

Jumat, 27 Agustus 2010

Meraih Cinta Allah Di Bulan Suci

Saudaraku, yang saya cintai karena Allah, ada sebuah hadis yang indah untuk kita renungkan kali ini.
Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiallahu 'Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Dia akan memanggil Jibril dan berkata: Sesungguhnya Aku mencintai si fulan maka cintailah dia! Jibril pun mencintainya. Kemudian Jibril menyeru para penghuni langit: Sesungguhnya Allah mencintai si fulan, maka cintailah dia! Para penghuni langitpun mencintainya. Kemudian dia pun diterima di bumi." (HR. Muslim)
Bayangkan saudaraku, betapa indahnya jika Allah mencintai kita, malaikat Jibril mencintai kita, seluruh yang ada di langit juga mencintai kita dan selanjutnya kita diterima dibumi, dicintai oleh para penghuni bumi. Subhanallah. Indah nian bukan?
Mau?

Penguatan Positif Dari Seorang Guru

Untuk membangkitkan gairah dalam mengikuti pelajaran, diperlukan upaya guru dalam memberi penguatan terhadap bentuk-bentuk tingkah laku siswa yang dinilai positif. Cara memberikan penguatan ini dapat berbentuk kata-kata pujian, gerakan anggota tubuh yang menyatakan setuju, senyuman, dan bentuk-bentuk gerakan lain yang dapat menyenangkan siswa.

Penguatan adalah bentuk respon guru dengan menggunakan ucapan (verbal/non verbal) terhadap perilaku yang ditunjukan oleh siswa. Adapun tujuan memberikan penguatan salah satunya adalah memberikan umpan balik bagi siswa atas prilakunya, sehingga dapat mengendalikan prilaku siswa yang negatif menjadi positif.

JENIS-JENIS PENGUATAN
1. PENGUATAN VERBAL
   a. Penguatan verbal berbentuk kata-kata pujian, penghargaan,    persetujuan, dsb.
       Contohnya ucapan bagus, betul, pintar, ya, cantik, dsb
   b. Penguatan verbal berbentuk kalimat. Contohnya guru mengucapkan,      "Ibu bangga dengan prestasi belajarmu."

Kamis, 26 Agustus 2010

Anak Saya Kurang Sosialisasi

Assalamu’alaikum, bunda fifi salam kenal.. ada yang langsung saya konsul ke bunda fifi, putri saya 3.5 tahun, sekolah di playgroup, putri saya agak susah untuk bersosialisasi, bisa tapi membutuhkan waktu yang lumayan lama baik itu di lingkungan sekolah atau sama orang yang baru di kenalnya/baru ketemu, dan saat di sekolah Alhamdulillah sudah mulai bisa adaptasi walaupun masih jarang sekali keluar suara tapi senyum aja..dan suka sekali memperhatikan temennya sehingga ia lama selein tugasnya (entah itu tugas belajar ato saat makan bersama kebetulan di sekolah sekalian makan siang). Dan sepertinya dia ngalah sekali sama temennya, mungkin klo gurunya tidak membudayakan antri mungkin putri saya akan selalu yang belakang, gimana ya bunda ..terima kasih banyak.. Wassalam,
Bunda N
 
Jawab :
 

Selasa, 24 Agustus 2010

Bagaimana Mengenalkan Allah Kepada Anak

KALAU anak-anak itu kelak tak menjadikan Tuhannya sebagai tempat meminta dan memohon pertolongan, barangkali kitalah penyebab utamanya. Kitalah yang menjadikan hati anak-anak itu tak dekat dengan Tuhannya. Bukan karena kita tak pernah mengenalkan –meskipun barangkali ada yang demikian—tetapi karena keliru dalam memperkenalkan Tuhan kepada anak. Kerapkali, anak-anak lebih sering mendengar asma Allah dalam suasana menakutkan.

Mereka mengenal Allah dengan sifat-sifat jalaliyah-Nya, sementara sifat jamaliyah-Nya hampir-hampir tak mereka ketahui kecuali namanya saja. Mereka mendengar asma Allah ketika orangtua hendak menghukumnya. Sedangkan saat gembira, yang mereka ketahui adalah boneka barbie. Maka tak salah kalau kemudian mereka menyebut nama Allah hanya di saat terjadi musibah yang mengguncang atau saat kematian datang menghampiri orang-orang tersayang.

Menghadapi Anak Yang Aktif

Assalamualaikum Wr.Wb Salam kenal untuk mam Fifi & team. Saya ibu dari Raihan (3,3th) anak pertama kami, saya seorang ibu rumah tangga biasa dengan aktivitas sehari-hari hanya mengurus pekerjaan rumah dan mengasuh anak. Yang ingin saya tanyakan disini adalah tentang perilaku anak saya, yang menurut pengamatan saya terlalu aktif, dia seolah tidak ada capeknya kecuali saat tidur. Saat bermain, dia tidak bisa duduk manis (anteng) seperti teman-temannya, dia selalu berlarian, teriak-teriak, jerit-jerit, pokoknya heboh sendiri gitu. Pada awalnya kami juga punya masalah dengan kemampuan sosialisasi pada anak kami, mengingat kami adalah warga baru di tempat kami, tapi masalah itu sudah teratasi dengan memasukkan si kecil ke tempat belajar ngaji tak jauh dari tempat kami, untuk urusan konsentrasi memang belum bisa maksimal, tapi dia bisa cepat sekali merekam dalam memorinya tentang hal-hal baru yang ditemuinya, di usianya yang sekarang dia sudah bisa menirukan adzan, sholawat, doa-doa pendek bahkan lagu-lagu dewasa. Masalahnya ya itu tadi bu, dia cenderung aktif sekali, kadang temperamental juga, saat apa yang dia mau tidak dituruti, dia bisa teriak keras-keras. Oh iya tentang autis apa saja gejala yang signifikan? kadang anak saya juga suka berimajinasi sendiri dan berbicara sendiri, apa juga termasuk tanda autis? cukup sekian pertanyaan saya bu, sebelumnya saya sampaikan terima kasih.
Wassalamualaikum.Wr.Wb
Anis Prasetyanti
 

Menghadapi Anak Yang Keras Kepala

Anak saya Tio, 7.5 tahun yatim sejak < 2 tahun saat itu pula kembali tinggal sama ortu saya yang kurang harmonis. Bapak saya emosional bahkan anak saya pernah ditempeleng kepala sampai benjol, lebam dan pernah juga dihantamkan kepalanya ke dinding. Kalo sedang baik ya.. sayang sama Tio. Intinya sejak saat itu anak saya sering melihat dan merasakan kekerasan. Bulan Juli 09 kemarin ibu saya meninggal. Bulan Desembernya rumah saya/suami selesai dikontrak orang, Januari saya perbaiki, Febuari saya tempati sendiri dengan anak semata wayang saya. Saya dosen PTS, 35 tahun. Anak saya ajarin sendiri sering tidak nurut, saya les-kan tidak mau, saya datangkan guru les juga tidak mau belajar. Mengerjakan PR/PS (disekolah) semaunya sendiri. Kadang disuruh benerin yang masih salah tetep tidak mau. Dia bilang sudah bener. Sifatnya keras kepala, cengeng, menangis keras-keras. Sering saya pulang kerja dia lagi main sama temen-temen saya panggil untuk mandi sore trus bikin PR, belom-belom udah nangis. Saya tunggu nangisnya sampai lama sambil saya tinggal mengerjakan urusan dapur sampai saya bujuk2 tetap tidak mau akhirnya terpaksa mandi dengan nangis, memberontak, memukul saya. Saya tinggal tanpa pembantu, anak saya antar & jemput sekolah sendiri, kadang adik saya, trus pulang saya suruh makan & tidus siang. Kadang masih/ belum tidur saya kunci dari luar (saya harus ngajar) & saya titipkan tetangga (RT-nya). Kunci rumah saya 1 di rumah pak RT. Intinya anak saya susah diajak belajar/ saya belum berhasil menaklukkan hatinya agar nurut untuk belajar, saya sudah praktekkan banyak cara sampai saya kuliah akta4 biar bisa ngajari anak sendiri. Tolong beri saya nasehat/doa karena saya sudah tidak punya mertua & ibu. Terima kasih banyak, Barokalloh.
Ana Wahyu
 

Senin, 23 Agustus 2010

Tujuh Hal Membuat Si Kecil Lebih Cerdas

Sejak kelahirannya, sensori anak sudah seperti spons. Mencoba memahami dunia lewat 5 inderanya; penglihatan, penciuman, peraba, pendengaran, dan perasa. Kualitas dari pengalaman ini akan makin dalam efeknya seiring perkembangan otak si bayi. Namun, sebagian orangtua berpendapat bahwa mainan mahal dan rumit akan membantu perkembangan otak bayi yang optimal. Padahal, interaksi sederhana, konsisten, namun mengajaknya berpikir akan membantu indera dan pikirannya.

Joshua Sparrow, MD, profesor psikiater di Harvard Medical School dan penulis Touchpoints-Birth to Three, merekomendasikan para orangtua membantu anak-anaknya menelusuri dunia melalui inderanya. Ketimbang membelikan si kecil mainan yang mahal tetapi hanya berfungsi satu arah saja untuk si anak, ajak ia berkelana mengenal dunia dengan tindakan sederhana seperti berikut:

1. Jalan Kaki Bersama Anak
Untuk kebanyakan ibu, berjalan kaki adalah cara yang menyenangkan untuk menenangkan si bayi dan cara yang mudah untuk mengembalikan bentuk tubuh usai melahirkan. Selain itu, berjalan kaki ternyata juga bisa membantu si kecil menggunakan inderanya. Misal, jika Anda berhenti sejenak untuk mencium aroma bunga mawar di pinggir jalan, bayi Anda tak hanya akan mengerti bahwa bunga memiliki aroma, tetapi juga bisa menyentuh kelopak bunga tersebut (hati-hati durinya), melihat warna cantiknya, dan mendengar penjelasan Anda.

Mengapa Anak Menjadi Jenuh Belajar

Assalamu 'alaikum mam Fifi, kalo saja semua guru memiliki pandangan seperti mam Fifi, betapa tenangnya kami sebagai wali murid menitipkan anak kami ke sekolah. Tapi apalah daya JISc belum sampai di tempat kami. Mam, memasukkan anak ke sekolah dengan dasar agama yang kuat tentunya mejadi perhatian semua orang tua apalagi di jaman sekarang yang pergaulannya mengkawatirkan. Meskipun saya pns, saya masukkan anak saya di MI fullday (kalo ukuran di kota kecil saya biayanya termasuk mahal dibanding dengan SD biasa) dengan harapan anak saya mendapat dasar agama yang kuat. Waktu kelas 1 agak keteteran karena kecapekan. Di kelas 2 sudah bisa beradaptasi bahkan masuk 10 besar. Di kelas 3 sekarang anaknya jadi pendiam, tertutup, pelajarannya sering ketinggalan (kalo nulis lambatttt sekali, mam). Saya sudah berusaha berkomunikasi dengan wali kelasnya tapi belum menampakkan hasil. Sementara dari suami maunya langsung dipindah ke SD biasa. Saya bingung harus bagaimana, disisi lain ingin agar anak memiliki dasar agama yang kuat disisi lain anak sering tidak enjoy tapi bilang tidak mau pindah sekolah. Semoga Mam Fifi ada masukan buat saya. Terima kasih sebelumnya.
 
Wassalam.
Wiwin
 

Cara Menngatasi Anak Yang Main Seharian

Assalammu'alaikum, Saya punya 2 anak yang tinggal bersama orang tua saya di kampung sedangkan saya & suami kerja di lain kota. Setiap kami pulang saya pehatikan anak saya yang laki-laki dan sudah kelas satu SMP selalu main di tempat temannya dan selalu pindah-pindah jadi susah dicari dan pulang menjelang mahgrib, kalau kami tanya selau jawabnya hanya main saja dan sewaktu kami nasehati anak saya tidak pernah membantah dan berjanji untuk tidak mengulangi lagi, tapi setelah itu besoknya dia pergi main lagi setelah pulang sekolah bahkan sering lupa makan siang. Apa yang harus kami lakukan terhadap anak saya yang bandel seperti ini ? sedangkan waktu kami bertemu hanya akhir pekan. Tolong kasih solusi pada kami, dan sebelumnya terima kasih atas jawaban yang di berikan. Wassalammu'alaikum.
Darwanti
 

Betapa Susahnya Menjawab Pertanyaan Anak

Assalamu'alaikum wr.wb Mam Fifi yang dirahmati Allah, saya mendapatkan pertanyaan dari anak saya, laki-laki, 9 tahun. Dia adalah "kutu buku sains," semua jenis buku sains dan ensiklopedi anak dilahapnya. Sistem reproduksi pria maupun wanita dia sudah memahaminya walaupun secara sederhana. Produksi sperma, ovum dan fertilisasi sudah faham. Beberapa waktu yang lalu ia menanyakan hal yang sangat "teknis": bagaimana cara sperma seorang ayah bisa sampai ke saluran telur ibu dan membuahi ovum. Bagaimana sebaiknya saya menjawabnya? Demikian, mohon bantuan Mam Fifi. Jazakillah Wassalamu'alaikum
 
Atik Kusnanta
 

Film Superhero Juga Beri Contoh Buruk pada Anak

Kehadiran sosok superhero atau pembela kebenaran dalam berbagai judul film bukanlah tanpa cacat. Sebuah studi mengungkap film bertemakan kepahlawanan justru menyodorkan contoh yang buruk bagi anak laki-laki seperti mengajarkan kekerasan dan balas dendam sebagai jalan hidup. Selain itu, sosok pahlawan yang memukuli penjahat mungkin bukan cara yang terbaik bagi masyarakat yang ingin mempromosikan naluri melindungi laki-laki kepada anak kecil.

Peneliti menyimpulkan berbeda dengan tokoh kepahlawanan masa lalu yang cenderung manusiawi seperti melakukan pekerjaan sebagai manusia biasa dan percaya pada keadilan sosial, tokoh kepahlawanan era Hollywood adalah sosok yang agresif, emosional, sinis dan jarang berbicara tentang keutaman berbuat baik bagi kemanusiaan. "Tokoh pahlawan modern sekarang ini dominan seperti Iron Man, yang kaya, playboy dan arogan," ungkap  Dr Sharon Lamb,  peneliti asal University of Massachusetts seperti dikutip dari Telegraph.co.uk, Senin, (16/8).

Bagaimana Mengenalkan I'tikaf Kepada Anak

Mendidik anak sejak dini sangat menentukan bagaimana perkembangan kedewasaan anak. Begitu juga apabila ingin memperkenalkan iktikaf pada anak—salah satu ibadah yang berupa berdiam diri di Masjid dalam beberapa waktu. Orang tua harus tahu bagaimana cara mengemasnya, agar tidak terasa memberatkan.

Menurut Nurul Annisa, Psikolog Anak dan Remaja dari Layanan kesehatan KANCIL, mengajarkan anak tentang iktikaf harus disesuaikan dengan umur anak. Ia mengungkapkan, usia 11 tahun sudah bisa diajak beriktikaf.  

Anak bisa mulai diajak ke Masjid dan diajarkan sedikit demi sedikit tentang iktikaf. “Misalnya malam pertama sampai jam 20.00, malam kedua sampai jam 21.00, begitu seterusnya,” ungkapnya.

Jumat, 20 Agustus 2010

Dengan Mengolah Otak Tengah, Melahirkan Anak Berkepribadian Unggul


Jangan remehkan otak tengah. Membuat anak menjadi jenius, memiliki kepribadian positif dan memiliki kemampuan lebih dibandingkan anak-anak lainnya dapat dilakukan dengan mengaktifkan otak tengahnya, ujar seorang praktisi pengembangan pendidikan anak.

Direktur Genius Mind Consultacy (GMC) Yusnelli Lona di Medan, Ahad, mengatakan, otak tengah adalah jembatan yang menghubungkan dan menyeimbangakn fungsi otak kiri dan otak kanan, dan untuk mengaktifkannya dapat dilakukan dengan metode "Blindfold Reading Method".

Senin, 16 Agustus 2010

Menangani Anak Dalam Masa Pubertas

Assalamu'alaikum wr wb. Saya mempunyai seorang anak perempuan yang saat ini menginjak masa pubertas (kelas 3 SMP), saya dan istri seringkali dibuat marah atas sikap dan perilaku anak saya yang seringkali ber SMS dengan temannya yang laki-laki dengan bahasa yang menurut saya kurang wajar bila diucapkan oleh anak seusia mereka, takutnya akan mempengaruhi proses belajarnya yang sebentar lagi akan ujian kelulusan. Hal yang saya takutkan adalah awal dari sms ini akan meningkat kepada hal-hal yang tidak kami inginkan, sudah beberapakali handphonenya saya tahan dan selang beberapa hari anak saya meminta kembali dengan janji tidak akan ber SMS seperti dulu lagi. Yang menjadi pertanyaan saya : Bagaimanakah sikap saya terhadap anak saya saat ini ? Sebelumnya saya haturkan ucapan terima kasih.
 
Wassalamu'alaikum wr wb
 
Achmad Fathoni
 

Sudah Siapkah Anak Anda Masuk TK

Assalamualaikum wr wb. Dear Mam Fi Anak kedua saya, perempuan, Farras usia 4 tahun 4 bulan (kelahiran bulan Oktober 2005) sudah saya sekolahkan mulai umur 3 tahun. Bukan maksud saya menyekolahkan terlalu dini berhubung kami orang tuanya sama-sama bekerja dan hanya menitipkan anak-anak ke asisten (pembantu) saya kuatir dengan pengaruh lingkungan. Kalau kebetulan dapat asisten yang bagus mungkin tidak terlalu masalah tetapi seringnya berganti asisten dan pengalaman dengan anak pertama saya menjadi salah satu alasan menyekolahkannya, untuk bermain dan bersosialisasi. Kebetulan ada sekolah di dekat rumah sehingga tinggal buka pagar samping dan jalan beberapa langkah sudah sampai di sekolah. Sekarang anak saya tersebut sudah di TK A dan Insya Allah tahun ajaran berikutnya sudah di TK B. Artinya lulus dari TK B nanti usianya 5 thn 8 bulan, padahal Mam Fi SD-SD kebanyakan mensyaratkan usia 6 tahun sebagai batas minimal masuk ke SD karena dianggap sudah cukup matang dan mandiri. Sementara kalau saya tambah lagi masa sekolah di TK saya kuatir dia bosan. Tahun ajaran baru nanti rencananya akan kami pindah ke TK yang lebih berkualitas entah di TKIT atau di TK Islam lainnya yang lebih bagus. Mohon masukan dan sarannya Mam, apakah nanti saya masukkan ke TK B atau ngulang lagi di TK A? Terima Kasih Wassalam
L. Yuliani
 

Rabu, 11 Agustus 2010

Bagaimana Supaya Anak Menurut Pada Ibunya

Assalamu'alaikum Wr. Wb., Bunda, anak saya susah kalau disuruh oleh Ibunya tapi kalau sama saya nurut karena takut terutama disuruh untuk Sholat dan Mengaji. Karena saya pulangnya seminggu sekali jadi bagaimana supaya anak saya mau nurut dengan perintah ibunya. Terima kasih, Wassalam.
 
Yana-Cianjur
 

Selasa, 10 Agustus 2010

Sebenarnya Dimana Allah

Anak saya perempuan 4 thn, pernah menanyakan di mana Allah, saya hanya bisa menjawab bahwa Allah di atas langit sana, apakah jawaban saya itu kurang tepat, atau bagaimana jawaban yang benar dan mudah dipahami anak seusianya. Terima Kasih
 
Joko Supeno
 

Bagaimana Dengan Anak Tidak Ada Keinginan Untuk Mengerjakan Sesuatu

Assalamu’alaikum. bu, Anak saya perempuan umur 11 thn kls 6 MTS belum head tapi kelakuan seperti anak dibawah seusianya. Setiap waktu sholat susah untuk dikerjakan, mengaji tapi untuk bermain & nonton tv masyaAllah kuat sekali. Apalagi di suruh belajar, tapi saya tidak bosan untuk menegurnya walau terkadang emosi dan dia mempunyai adik perempuan umur 4 thn jauh beda dengannya yang di suruh apa saja mau entah sholat, belajar, disuruh ini itu yang sifatnya mendidik di tanggapi. Gimana ya bu untuk mengatasi anak saya ini bu sebelum datang bulannya ?
Terimakasih bu wassalam.
Zamah Sari

Bagaimana Menghadapi Anakn yang Gila FB

Assalamu'alaikum wr.wb. Bu fifi yang baik dan di rahmati Allah, saya punya ponakan baru kelas III SD, kegemaran dia sekarang suka sekali OL di FB walau usianya belum cukup tapi waktu mendaftar ditambahin. Setiap pulang sekolah selalu lari ke warnet untuk FB-an (di rumah gak punya komputer), sehingga lalai belajar lalai mengaji, ibunya sudah menasehatinya segala rupa tapi dia tetap aja dengan kegiatannya itu, sampai-sampai ada ancaman yang membuat dia janji mau berhenti tapi begitu ibunya kerja, dia asik lagi dengan Fb-nya. saya sebagai uwaknya mencoba telepon dan menasehatinya juga karena dengan saya dia agak sungkan dan jika menginap di rumah banyak peraturan yang saya berikan seperti memakai jilbab, berkata sopan dll. Apakah cara saya sudah betul atau bunda fifi punya solusi lain, syukron atas bantuannya.
 
Ratna Agustina
 

Senin, 09 Agustus 2010

Ibuku Selalu Marah Padaku

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Saya anak kedua dan memiliki kakak perempuan entah kenapa, sikap kedua orang tuaku sangat berbeda mereka lebih manjain kakak ku dan entah kenapa setiap kali aku berkata atau bertindak salah Ibu ku selalu marah dan jika aku minta maaf ibu malah tambah marah dan jika berkata (sebelum/setelah minta maaf) pasti tambah marah apa ada yang salah jika aku minta maaf ? dan kenapa sikap mereka begitu berbeda mereka sering bilang mengharapkan ku sebagai penerus keluarga tapi sikap mereka tidak mencerminkan itu.Dan pernah bilang semakin berumur semain dewasa tetapi sepertinya ibu ku tidak, tolong bisa dijawab pertanyaan saya
 
(Fajar, Jakarta)
 

Kamis, 05 Agustus 2010

Bagaimana Ketika Buah Hati Tak "Sempurna"

KOMPAS.com — Setiap orangtua tentu berharap memiliki buah hati yang "sempurna". Namun, kenyataan tidak selalu memenuhi semua harapan. Ketika si kecil dinyatakan menderita kelainan, seperti cacat, down syndrome atau autisme, tentu ada perasaan sedih dan marah.

Perasaan marah, tidak bisa menerima, bahkan rasa malu mengakui hal itu terjadi di keluarga adalah reaksi yang wajar. Menurut Gobin Vashdew, parenting motivator, reaksi-reaksi tersebut timbul karena kita tidak siap menerima kenyataan yang ada.

"Perasaan down terjadi karena mereka tidak siap. Hal ini bisa menimbulkan stres dan pada kondisi ini tidak mudah untuk melepaskan diri dari stres," papar penulis buku Happiness Inside ini.

Alhamdulillah Anak Autis Bisa Masuk Sekolah Umum, Asal...


KOMPAS.com- Anak- anak dengan kebutuhan khusus seperti autis biasanya disekolahkan di sekolah inklusi atau justru melakukan belajar di rumah (home scholing) untuk menyesuaikan dengan keterbatasan intelegensia mereka. Namun bukan berarti anak autis tidak dapat bersekolah di sekolah umum. Apabila sudah memenuhi standar komunikasi, perilaku, dan emosi tak bukan tidak mungkin anak autis dapat sekolah di sekolah umum.

Menurut Tri Gunadi, OT, S.Psi, konsultan anak berkebutuhan khusus Yayasan Medical Exercise Therapy (YAMET), ada tiga hal utama yang harus dimiliki anak autis sebelum ia belajar di sekolah umum, yakni anak mampu berkomunikasi verbal dan non verbal, gangguan perilaku sudah hilang, serta tidak ada lagi gangguan emosi.

Rabu, 04 Agustus 2010

Supaya Pencernaan Anak Lebih Sehat, Ayo Latih Mereka Puasa!!!!!!

Ingin Pencernaan Anak Lebih Sehat? Ayo Latih Mereka Puasa
Anak-anak berlatih puasa dan berbuka bersama (Ilustrasi)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--"Puasalah kamu, niscaya kamu akan sehat". Hadist Rasulullah saw itu bukan hanya baik disematkan bagi semua umat muslim dewasa, tetap juga anak-anak. Dalam keseharian pada bulan non-Ramadhan, anak-anak banyak menghabiskan waktu untuk makandan minum sepuas mereka tanpa mencermati kandungan gizi yang ada di dalamnya. Bagaimana orang tua mengantisipasi kebiasaan itu?

Selain mengajarkan anak untuk lebih berhati-hati mengonsumsi panganan, menjelaskan manfaat dan kandungan makanan, pengendalian diri terhadap nafsu makan juga sangat bermanfaat. Salah satunya tentu saja melatih si kecil berpuasa.

Dokter anak sekaligus ahli gizi, dr. Khairunnisa memaparkan beberapa manfaat yang didapat jika anak-anak dilatih berpuasa sejak dini. Ia malah menyarankan agar melatih puasa pada anak sejak umur 3 hingga 6 tahun. "Tidak ada ketentuan baku dari umur berapa anak dilatih untuk puasa, tapi lebih baik dari umur 3 sampai 6 tahun. Sehingga, nantinya anak terbiasa," ungkap dokter yang akrab disapa Nisa, Rabu (4/8).

Selasa, 03 Agustus 2010

Saat Kebanyakan PR Suka Berteriak

Assalamu'alaikum mama Fifi, Baru dalam tahun ini saya browsing website JISc ini dan saya tertarik sekali dengan paparan dan informasi yang disajikan dalam website ini. Saya mempunyai 2 orang putri yang pertama sudah kelas 1 MIN dan yang kedua masih 1 tahun. Selama ini saya memang agak khawatir dengan pendidikan anak saya yang pertama karena walaupun dia sekolah di MIN tetapi pola belajar mengajarnya sangat strict dan setiap hari ada PR dan terkadang PRnya itu sangat banyak,  jadinya terkadang dia mengeluh tidak mau buat PR karena banyak sekali. Terus dia juga suka sekali teriak-teriak dan sudah sering membangkang, kalau diberitahu pasti tidak akan dilakukan sebelum saya marah-marah. Bagaimana caranya supaya anak saya bisa berubah? dan apakah ada cabang JISC di Aceh?
 
Wassalam
 
Dewi Firtiani
 

Senin, 02 Agustus 2010

Ternyata Anak Disleksia Bisa Masuk Sekolah Umum


Ilustrasi: Anak-anak disleksia bisa masuk sekolah umum dan tidak perlu ke sekolah luar biasa (SLB). Hanya saja, butuh penanganan khusus seperti pendekatan khusus dari guru kepada anak.

JAKARTA, KOMPAS.com - Disleksia merupakan salah satu bentuk kesulitan belajar spesifik pada anak, seperti kesulitan membaca, mengeja, menulis, dan berhitung. Mereka memiliki tingkat kecerdasan setingkat dengan anak-anak normal, bahkan bisa melebihinya, sehingga mereka pun bisa diterima di sekolah umum.

Mereka bisa masuk sekolah umum, hanya saja butuh penanganan khusus seperti pendekatan khusus dari guru.
-- Sumarto
"Mereka berpotensi, hanya saja tidak berkembang karena ada masalah pada visual dan auditori," ujar Sumarto, Guru SD Pantara Sekolah Khusus Penanganan anak Disleksia di Jakarta, Minggu (1/8/2010).
Sumarto menambahkan, anak-anak disleksia bisa masuk ke sekolah umum dan tidak perlu ke sekolah luar biasa (SLB). "Mereka bisa masuk sekolah umum, hanya saja butuh penanganan khusus seperti pendekatan khusus dari guru," ujar Sumarto.

Magaimana Mengatasi Anak Yang Malas Belajar

Bagaimana cara mengatasi anak yg baru duduk di kelas 2 SD tapi sudah tidak mau meneruskan sekolah lagi ?
 
Iis Aisah
 
Jawab :
 
 Assalammu’alaikum Bu Iis yang dirahmati ALLAH, Bu Is…anak tidak mau masuk sekolah ada banyak faktor :