Kamis, 28 Oktober 2010

Apa Yang Harus Dilakukan Sebagai Anak

Assalamualaikum
Saya pria 28 tahun dan Alhamdulillah sudah berkeluarga selama 5 tahun, ada suatu kondisi yang bagi saya merasa butuh bimbingan untuk bisa berbakti kepada orang tua.
Yang pertama mengenai kondisi mertua saya, saya memaklumi bahwa cara pandang mertua saya yang mungkin maaf bisa dikatakan kolot. Dulu sebelum kami menikah, mereka adalah sosok orang tua yang mengajarkan anak-anaknya itu belajar iklhas dan prihatin serta mendidik anak-anaknya menjadi seorang muslimin dan muslimah. Namun sekarang ini kondisi sudah berubah, bisa dikatakan kami sebagai anak tujuannya ingin mengangkat derajat orang tua, tetapi setelah sekian lamanya ternyata justru membuat mereka dalam kondisi takabur, sombong karena merasa anak-anaknya sudah memberikan materi dan kiriman yang akhirnya malas-malasan dan jarang shalat. Padahal dilihat dari usianya yang masih muda seharusnya masih bisa bekerja dan bertawakal serta menegakan shalat. Sampai adik bungsu ipar saya itu tidak di didik seperti kakak-kakaknya, yang akhirnya menjadi tidak kontrol dan putus sekolah. Namun hal ini tidak ada teguran dari mertua saya, justru sebaliknya kami yang tidak disukai oleh mereka. Sebagai anak, apa yang harus kami lakukan? Apakah kami stop memberikan materi dan kiriman atau bagaimana? Kami takut tindakan kami justru membuat berdosa dan tidak berbakti terhadap orang tua.
Ady

Senin, 25 Oktober 2010

Tekankan Karakter Dalam Pengasuhan Anak

Pada usia ini, konsep kecantikan anak dipengaruhi oleh orangtua, teman serta media. Termasuk konsep kewanitaan, kebaikan dan kejahatan

Hidayatullah.com--Menurut para ahli, orangtua perlu menekankan kekuatan pribadi dan karakter anak-anak untuk menolong mereka mengolah image pribadi yang sehat, di tengah masyarakat yang hanya menekankan pada kecantikan secara fisik.

 “Orangtua perlu menekankan aset milik anak tidak hanya mengenai kecantikan. Lebih gampangnya orangtua seharusnya memuji anak-anak untuk ketaatannya dan tindakan penting lainnya, khususnya jika si anak tidak terlalu atraktif,” menurut psikiater anak dan remaja, Dr. Ma. Cynthia R. Leynes.

Leynes adalah pembicara dalam kuliah pascasarjana ketujuh yang berjudul “Kecantikan dan Otak,” yang diselenggarakan oleh Departemen Psikologi dan Pengobatan Prilaku di Universitas Filipina-Rumah Sakit Umum Filipina (UP-PGH) di Manila. 

Jumat, 22 Oktober 2010

Susu Formula Dilarang Jadi Sponsor Demi Mennggalakkan ASI

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Kementeri Kesehatan (Kemenkes) menyatakan larangan produk susu formula untuk menjadi sponsor kegiatan kesehatan di Indonesia. "Kami dari Kemenkes menyatakan larangan susu formula sebagai sponsor pada kegiatan atau acara kesehatan," kata Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih, di Bandung, Jumat (22/10).

Ia menyatakan, larangan susu formula untuk menjadi sponsor kegiatan kesehatan tersebut tertuang dalam Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) yang sedang digodok pemerintah. "Saat ini memang, kami sedang menggodok RPP itu (larangan susu formula menjadi sponsor)," kata Menkes.

Menurutnya, tujuan dibentuknya RPP tersebut ialah untuk mensukseskan gerakan dan kampanye pemberian ASI ekslusif bagi perempuan Indonesia. "Selama ini gerakan kampanye pemberiaan ASI ekslusif di Indonesia baru 17 persen. Semoga dengan adanya RPP larangan susu formula ini bisa meningkatkan kampanye pemberian ASI ekslusif," ujarnya.

Alergi Kimia di Kamar Tidur

REPUBLIKA.CO.ID,LONDON--Para peneliti menemukan bahwa anak-anak memiliki risiko 180 persen lebih besar terkena alergi bila mereka terpapar kimia yang disebut "propylene glycol dan glycol ethers" (PGE) di kamar tidur mereka. Unsur-unsur kimia itu terdapat dalam cat dinding dan cairan pembersih.
Penemuan itu berdasarkan penelitian para peneliti dari Karlstad University di Swedia, seperti dikutip Daily Mail."Penelitian menunjukkan untuk pertama kali bahwa konsentrasi PGE, "propylene glycol" dan "glycol ether," dalam udara kamar tidur terkait dengan peningkatan risiko terkena asma, rinitis dan eksim pada anak-anak," kata profesor Carl-Gustaf Bornehag.
"Peningkatan risiko bervariasi antara 50 dan 180 persen. Juga ditemukan bahwa konsentrasi lebih tinggi PGE dalam udara di dalam ruangan terhubung dengan antibodi (Immunoglobulin E atau IgE) anak-anak terhadap alergen seperti kucing, anjing dan serbuk sari.

Sayangi Anak Anda, Otak Anda Pun Akan Berkembang

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK--Kepercayaan yang populer di tengah masyarakat menunjukkan, kemampuan otak perempuan akan menurun selama kehamilan dan setelah melahirkan. Namun hasil penelitian membuktikan sebaliknya. Penemuan itu dipublikasikan di Journal Behavioural Neuroscience.

Penelitian yang dipublikasikan oleh American Psycological Association itu menemukan bahwa otak dari seorang ibu yang baru melahirkan akan semakin berkembang karena ia harus belajar menyesuaikan diri dengan anaknya yang baru lahir. Uniknya lagi, ibu yang mencurahkan segenap perhatian kepada anaknya akan mengalami perkembangan paling tinggi pada bagian utama dari otak, demikian di kutip The Telegraph edisi Rabu (20/10).

Kamis, 21 Oktober 2010

Bagaimana Cara Pendidikan Islami Sejak Dini pada Anak

Anak adalah amanah yang diberikan Allah Swt pada para orang tua. Karenanya, orang tua berkewajiban mengasuh, mendidik, melindungi dan menjaga amanah Allah itu agar menjadi generasi muslim yang bukan hanya sukses di dunia, tapi juga di akhirat kelak.
Dalam keseharian, para ibulah yang memegang peranan penting dalam pengasuhan dan pendidikan putra-putrinya. Pernahkah para ibu merenungkan sejauh mana peranan yang mereka mainkan akan berpengaruh dalam perjalanan hidup si anak? Kita semua tahu bahwa semua perbuatan manusia selama di dunia dicatat dalam sebuah buku yang akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah Swt. Begitu pula anak-anak kita kelak, dan isi catatan buku mereka selama di dunia sangat tergantung dengan bagaimana cara kita mendidik mereka, apakah kita menerapkan pola pengasuhan dan pendidikan yang cukup Islami.
Sebagai contoh, apakah anak-anak kita sekarang sudah memahami tentang hubungannya dengan Sang Pencipta? Nasehat apa yang akan kita berikan pada anak-anak ketika kita menjelang ajal, sehingga ketika kita dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Swt tentang anak-anak kita, kita mampu menjawab, "Ya Allah, aku membesarkan anak-anakku dengan ihsan (sempurna) semampu yang saya bisa, agar taat dan tunduk pada ajaran-Mu."
Di tengah perkembangan zaman seperti sekarang ini. Tugas mendidik, menjaga dan melindungi anak dari pengaruh buruk arus globalisasi dan modernisasi, bukan perkara yang ringan. Bekal pendidikan dari sekolah berkualitas, menanamkan rasa tanggung jawab dan disiplin serta moral tidak cukup, jika tidak diimbangi dengan bekal pendidikan agama yang baik.
Bekal pendidikan rohani yang harus para ibu tanamkan sejak dini adalah membangun keyakinan yang kuat dalam hati mereka tentang ke-esa-an Allah Swt, mengajarkan rasa cinta yang besar pada Nabi Muhammad Saw dan mengajarkan mereka nilai-nilai serta ketrampilan yang akan bermanfaat bagi kehidupan mereka saat dewasa nanti.
Sejak dini, tanamkan pada diri anak-anak tentang konsep Tiada tuhan Selain Allah. Allah tidak ada sekutu bagi-Nya dan tidak ada yang menyerupai-Nya. Selalu mengingatkan pada anak-anak bahwa Allah Mahatahu apa yang ada di bumi dan di langit, agar anak-anak selalu menjaga ucapan dan tindakannya. Beritahukan pada anak-anak, apa sesungguhnya tujuan hidup ini dan arahkan mereka agar tetap fokus dan memiliki visi yang jelas tentang konsep hidup.
Itulah tantangan bagi para ibu untuk menghasilkan generas-generasi muslim yang hebat dan bermanfaat bagi umat. Generasi yang tidak hanya cerdas intelektual tapi juga cerdas dari sisi sosial, emosi dan spiritual. Tentu saja untuk melakukan itu semua, para ibu harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan untuk mendidik dan berinteraksi dengan anak-anak. Tips-tips berikut bisa menjadi acuan bagi para ibu dalam menerapkan pola asuh dan pendidikan bagi anak-anak di rumah, agar menjadi generasi yang Islami:
1. Setiap anak itu unik
Kita harus memahami bahwa setiap anak terlahir unik. Pahami bahwa setiap anak lahir sebagai individu yang mewirisi kualitas kepribadian yang berada di luar kendali orang tua. Itulah sebabnya, orang tua harus mampu mengidentifikasi karakteristik yang unik dan perilaku anak-anak kita, tanpa harus mencetak dan mendorong anak-anak ke arah yang orang tua sukai. Jika kita memahami hal ini, kita akan memberikan pengasuhan, bimbingan dan dukungan yang anak-anak butuhkan untuk melengkapi potensi yang telah Allah berikan pada mereka.

Tawuran Lagi

Keasyikanku membaca di mobil terganggu ketika, “bletak” suara kaca mobil yang dilempar batu dan tak lama aku merasakan ada darah segar mengalir melalui alis mataku, dan rasa pusing yang lumayan tinggi serta pandangan mata yang buram serta cucuran darah menetes dengan deras menutupi hampir sebagian wajahku, dan lama-lama akupun merasa tak sadarkan diri dan tak ingat apa apa lagi....
       Ketika aku terbangun, aku merasakan ada sentuhan tangan berbulu yang hitam, dan akupun menjerit kecil, ternyata itu tangan dr Kusno. Dokter yang mengobati luka dimataku yang kemudian divonis buta, dan tidak dapat di ganti dengan apapun. Sehingga hobiku membaca terpaksa kulakukan dengan satu mata saja. Namun efek terkejam yang kurasakan adalah, calon suamiku meninggalkan aku dengan alasan yang menurutnya cukup syar'ie, yaitu bagaimana mungkin bisa memiliki keluarga yang sakinah, mendidik anak mengaji dan menghafal al-qur’an bila ibunya buta, kecuali bila aku hafal al-qur’an. Namun membaca dan menghafal Quran yang tengah kulakukan sedikit-sedikit akan terasa sangat sulit bila aku bermata satu, alasan yang sangat menjatuhkan harga diriku sebagai manusia, wanita dan sebagai makluk hidup yang terhina... Siapa yang patut kusalahkan? Siapa... Siapa.. Apakah calon suamiku yang pengecut, ataukah dokter Kusno yang berbadan besar namun tak mampu menolong mataku, atau pelajar yang tawuran gila-gilaan, atau supirku yang bengong saja ketika tawuran terjadi di depan mobil kami, atau buku yang kubaca...?
      

Senin, 18 Oktober 2010

Roy Suryo: Tolong Awasi, Tapi Jangan Jauhkan Anak dari Manfaat Internet

REPUBLIKA.CO.ID, SUMANEP--Anggota DPR RI sekaligus ahli telematika, Roy Suryo mengingatkan, para orang tua untuk mengawasi anak yang sering memanfaatkan teknologi internet.

"Perlu pengawasan bukan berarti internet harus dijauhi. Internet itu tetap memiliki manfaat yang banyak dan orang tua harus senang jika anaknya bisa 'internetan'," kata Roy Suryo di Sumenep, Madura, Jawa Timur, Sabtu malam (16/10).

Pengawasan perlu dilakukan, kata Roy, karena teknologi internet bila disalahgunakan bisa membawa petaka. "Oleh karena itu, para orang tua harus bisa 'internetan' supaya mengetahui dampak negatifnya dan selanjutnya mengawasi anaknya guna memastikan tidak terkena dampak dari teknologi internet," kata dia.

Berilah Hadiah

“Ini hamster punya siapa, ma..?” tanya Aldy gembira.
“Ya, punya kamu, dipelihara ya jangan lupa kasih makan,” kata mama Aldi pada siang hari yang terik, sepulangnya Aldi dari sekolah.
“Wah…senang banget deh ma, kalau punya mainan kayak begitu,” tunjuk Aldy pada seorang anak yang asyik bermain psp (sejenis permainan yang berupa game yang bisa dimainkan dan dibawa kemana mana).
“Aldy mau?” Tanya mamanya perlahan, “kalau mau besok mama belikan, namun kalau sudah janji disimpan baik-baik ya, jangan diletakkan sembarangan…” pesan mama.
Dan besoknya mainan yang diinginkan Aldy sudah ada di atas meja belajarnya.
Ini bukan yang pertama atau yang kedua, ketika Aldy menunjukkan wajah ingin terhadap mainan yang dilihatnya, maka Aldy hanya tinggal minta pada mama, atau memasang wajah ingin dengan mimik memelas, seakan-akan jarang sekali dibelikan mainan. Dan mainan Aldi sendiri sudah bertumpuk-tumpuk, walaupun diatur rapih, dan kamarnya sudah seperti gudang mainan, namun mama sangat mudah meluluskan keinginan Aldi terhadap apapun. Semua yang diinginkan Aldy dari hamster, mainan kuda poni kecil, ben10, sepatu roda, semuanya mama berikan.

Kamis, 14 Oktober 2010

Anak atau Orang Tua Yang Durhaka

Assalamu'alaikum wr. wb.
Sebelumnya saya berharap kita semua selalu di rahmati oleh allah swt.
Dear Ibu Siti Urbayatun,
saya merupakan anak keempat dari 4 bersaudara. Keluarga saya bukanlah keluarga yang religius, orang tua saya tidak pernah mengajarkan saya untuk mengaji, bahkan untuk sholat 5 waktu. Namun semenjak saya SMA hingga kuliah, alhamdulillah saya selalu dikelilingi oleh teman yang cinta kepada allah swt, yang akhirnya sedikit demi sedikit menular kepada saya (insya allah) dan kemudian saya tularkan ke ibu saya.
Di rumah hanya saya dan ibu saya yang menjalankan sholat 5 waktu, sedih memang, setiap hari seusai sholat saya berdoa agar keluarga saya selalu diberi hidayah oleh allah swt, terutama ayah.
Saya sangat sedih jika mengingat apa yang sering dilakukan oleh ayah. Dia selalu menyakiti hati orang lain, hal yang dianggap baik oleh orang lain, akan dianggap buruk olehnya. begitu sebaliknya. Karena di rumah saya dan ibu, sudah menjalankan sholat dan mengaji, ayah sering mencemooh kami (saya dan ibu, serta orang2 lain yang berbuat hal yang sama). Ayah selalu bilang, untuk apa sholat 5 waktu kalau perbuatannya masih jahat (membunuh, korupsi, dll), untuk apa mengaji kalau tidak tahu artinya, dan sebagainya.
Saya sering sekali berdiskusi mengenai hal ini, saya bilang, percuma juga kalau berbuat baik, tp tidak sholat. tp seringkali diskusi berakhir dengan perselisihan, karena ayah tidak mau mengerti dan saya pun kehilangan  kesabaran. Saya pikir hatinya sudah tertutup sama sekali oleh setan dan iblis.
Saat ini ayah punya wanita lain, ibu tahu dan saya pun tahu. Sikapnya sudah banyak berubah, namun sikap selalu menyakiti hati orang lain masih sama. Beberapa hari yang lalu ayah mengatakan ibu tolol, bodoh, dan sebagainya, hal ini sering terjadi tetapi ibu hanya diam, namun saya tidak terima. Saya katakan tolong dijaga mulut ayah sehingga kata-kata yang keluar tidak selalu menyakiti hati orang lain, terutama ibu dan saya (saya hanya ingin melindungi ibu).
Namun ayah marah, dia bilang saya anak durhaka dan tidak perlu meminta maaf ketika lebaran nanti. Saya katakan padanya itu karena dia tidak menghargai istrinya sendiri (ibu). Tapi menurut dia ibu saya banyak dosa kepadanya. Memang saya dan ibu saya sering mendiamkan ayah, karena jika ditanya hanya menjawab seperlunya, dikarenakan kami tahu ayah punya wanita lain (yang baru lulus sma). selain itu jika kami meladeni pembicaraan ayah yang ada hanya perselisihan.
Sekedar informasi ketiga saudara saya laki-laki diantara mereka tidak ada yang diusik oleh ayah, mungkin karena mereka tak peduli terhadap apa yang terjadi di keluarga, atau mungkin karena mereka mengikuti jejak ayah, yaitu tidak menaati perintah allah salah satunya dengan menjalankan sholat 5 waktu.
Maaf ibu Siti Urbayatun, jikalau penjelasan saya terlalu panjang dan bertele-tele.
Pertanyaan saya adalah :
1) Bagaimana cara saya menyikapi segala tindak tanduk ayah?
2) Apakah saya termasuk anak durhaka? karena setahu saya, yang harus kita cintai adalah ibu, ibu, ibu, lalu ayah
sinta

Siapa Sahabat Setia Kita

Pernah tidak kamu merasa resah, atau tidak tahu mau buat apa dan rasanya bosan tidak terhingga, semua serba salah dan ketika itu semua orang kena marah.
       Akhirnya kamupun masuk kamar dan menguncinya, kemudian diam-diam tertawa mengingat bahwa pembantu rumahmu berwajah kecut dan tergopoh membawakan permintaanmu namun dengan wajah merah kamu pergi, masuk dalam kamar membuat pembantumu bertanya-tanya “kok..nona lebih galak dari nyonya...”
       Wah, rasanya pasti kamu pingin banget punya sahabat setia, yang dimatamu gak rese, gak bikin capek, gak bikin bete..!
      

Cara Menyimpan Mainan

Kamu tahu, dahulu ada sebuah kisah seorang anak yang memiliki orangtua yang miskin. Anak tersebut saudaranya ada 7 orang dan semuanya rajin belajar, dan sang ayah yang hanya bekerja sebagai tukang sol sepatu, mengutamakan anak-anaknya untuk bersekolah dan mencukupi kebutuhan sekolah anaknya apapun yang anaknya inginkan, seperti buku, sepatu sekolah, pensil, rautan, folder, apa saja yang diminta dan dibutuhkan anaknya pasti dia kabulkan walau sang ayah membanting tulang dan bekerja siang malam.
     Ayahpun percaya dan berharap bahwa jika anak-anak dapat bersekolah dan memiliki pendidikan yang layak, baik dan terarah maka akan menjadi orang yang sukses dan memiliki kehidupan yang lebih baik. Jadi bagi ayah walau harus kerja keras siang malam, ayah bersedia mencari uang untuk kepentingan sekolah anak-anaknya dan tentunya dengan cara yang halal, karena ayah yakin mencari rizki yang halal adalah salah satu ikhtiar untuk mencapai cita-cita anak-anaknya.
     Namun tibalah hari ulangtahun sang anak yang ke-7, Tiara, memang dalam keluarga tersebut tidak dikenal ulangtahun. Tetapi disekolah Tiara, semua anak yang berulangtahun pasti mendapat hadiah. Dengan menahan iri, Tiara diam saja dan menyadari, usiaku berapapun ayah pasti tidak mampu membelikan mainan dan menurutnya tidak perlu.
      Dihari ulang tahunnya, Tiara hanya dapat melamun dan berdiam diri sambil menunggu hari berlalu seperti hari-hari sebelumnya, tidak ada yang special meski ini adalah hari ulang tahunnya. Tetapi ketika ayah pulang, sebuah kejutan besar diberikan sang ayah.

Buat Apa sih Punya HANDPHONE

  “Umi tahu kan kalau anak-anak seumuranku rata-rata sudah punya handphone canggih?” tanya anakku yang saat ini genap berusai 8 tahun, “ada yang punya blackberry loh mi..itu lho blackberry seperti yang dipunyai abi…” lanjut anakku.
        “Handphone penting loh mi, kalau aku diculik, aku akan beritahu posisiku dimana, penculiknya seperti apa dan raut wajahnya bagaimana,” urai anakku panjang lebar dan penuh bujukan agar aku mau membelikan dia handphone.
        “Tapi handphonenya jangan yang mainan ya mi, yang bisa bunyi yang bisa nelpon nenek, nelpon ibu guru dan ...bla bla bla...” cerocosnya tanpa henti, dan sejenak membuatku tertegun.
        “kok..? apa sih yang membuatmu sangat ingin menggunakan handphone, apakah kamu hanya ikut-ikutan teman-teman atau memang betul-betul ingin gunakan handphone sebagai media untuk berkomunikasi?” tanyaku pada Rio yang mulutnya hanya ternganga saja mendengar kata-kata sulit, media dan komunikasi. “Hehehe…” aku tersenyum lucu; “belum ngerti saja sudah ribut…” jawilku ke mulutnya yang masih ternganga.
        Apa sih gunanya handphone bagi anak-anak, aku melihat bahwa mereka menjadi asyik sms atau online dan aku merasakan semua akhirnya menjadi sms (semua menjadi sendiri-sendiri), ikatan keluarga rasanya hilang, gelak tawa bersama menonton film Mr. Bean yang lucu pun jarang terdengar lagi
        Semua menjadi asyik sendiri, sosoknya memang ada di dekat kita, namun jiwanya entah kemana, pikirannya pun cenderung melayang pada orang yang tidak nampak namun ada diseberang sana, nun jauh di dunia maya, dunia sms, dunia handphone…
       

Jangan Terlalu Lama di TV dan Game Karenna Berdampak Buruk pada Anak

Membiarkan anak terlalu lama nongkrong di depan TV berdampak buruk pada segi psikologis dan hubungan sosialnya
Hidayatullah.com— Berapa lama waktu dihabiskan anak Anda berlama-lama di layar TV dan nonton game? Nah, sebaiknya para orangtua berhati-hati memberikan waktu tepat bagi anak untuk menonton TV dan bermain game. Penelitian terbaru menunjukkan, lebih dari dua jam sehari menonton televisi ataupun bermain "video game" di komputer dapat memberikan risiko yang lebih besar bagi anak-anak pada masalah kejiwaan apapun tingkat aktivitas mereka, demikian menurut sebuah penelitian di Inggris pada Selasa (12/10).
Para peneliti dari Universitas Bristol meneliti lebih dari 1.000 anak kecil yang berumur sepuluh hingga 11 tahun. Selama lebih dari tujuh hari, mereka mengisi kuesioner yang menanyakan intensitas waktu yang mereka habiskan sehari-hari di depan televisi atau komputer dan menjawab pertanyaan yang menjelaskan keadaan jiwa mereka, termasuk emosi, tingkah laku, dan masalah yang bersangkutan lainnya sementara sebuah pengukur tingkah laku (accelerometer) memantau aktivitas fisik mereka.
Jumlah selisih kerumitan kejiwaan secara signifikan sebanyak sekitar 60 persen lebih tinggi bagi anak kecil yang menghabiskan waktu lebih dari dua jam selama satu hari di depan salah satu layar tersebut, dibandingkan dengan mereka yang menonton pada waktu yang lebih sedikit, kata laporan para peneliti di dalam jurnal Pediatrics.
Angka selisih tersebut menjadi berlipat bagi anak kecil yang menghabiskan waktu lebih dari dua jam di depan kedua jenis layar tersebut selama sehari. Para peneliti menemukan hasil ini tanpa memerhatikan jenis kelamin, umur, tingkat pubertas, atau tingkat pendidikan dan kemampuan ekonomi dan tidak memantau keaktifan anak tersebut selama sisa harinya.
"Kami mengerti aktivitas fisik baik bagi kesehatan jiwa dan tubuh pada sang anak dan terdapat beberapa bukti bahwa menonton layar itu mengakibatkan kelakuan yang negatif," ujar Dr. Angie Page kepada Reuters Health.

Rabu, 13 Oktober 2010

Dampak Anak di Depan Komputer/TV Tak Lebih dari Dua Jam !!

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK--Selama lebih dari dua jam sehari menonton televisi ataupun bermain "video game" di komputer dapat memberikan risiko yang lebih besar bagi anak-anak pada masalah kejiwaan apapun tingkat aktivitas mereka, demikian menurut sebuah penelitian di Inggris pada Selasa.

Para peneliti dari Universitas Bristol meneliti lebih dari 1.000 anak kecil yang berumur sepuluh hingga 11 tahun. Selama lebih dari tujuh hari, mereka mengisi kuesioner yang menanyakan intensitas waktu yang mereka habiskan sehari-hari di depan televisi atau komputer dan menjawab pertanyaan yang menjelaskan keadaan jiwa mereka, termasuk emosi, tingkah laku, dan masalah yang bersangkutan lainnya sementara sebuah pengukur tingkah laku (accelerometer) memantau aktivitas fisik mereka.

Selasa, 12 Oktober 2010

Ada Delapan Kunci “Menjaga” Anak

Selain delapan “kunci”, hendaknya para orangtua tampil menjadi teladan bagi buah hatinya

Hidayatullah.com--Anak merupakan amanah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena amanah, maka kelak Dia akan meminta pertanggungjawaban kepada kita atas amanah tersebut.

Jika anak-anak tumbuh menjadi shalih dan shalihah, tentu akan membawa keuntungan dunia dan akhirat bagi orangtuanya. Sebaliknya, jika orangtua lalai dalam mengajar dan mendidik, keberadaannya akan membawa bencana dunia dan akhirat.

Bukan satu dua kali kita dikejutkan dengan pemberitaan akibat ulah anak-anak kita. Seorang siswa yang sopan, tiba-tiba bisa bunuh diri. Seorang mahasiswa yang ketika di rumah kalem, tiba-tiba bisa menjadi perampok bahkan memperkosa atau membunuh teman dekatnya. Yang tak kalah mengejutkan, berita terbaru dari Jawa Timur, seorang gadis belia, sudah mampu menjadi bos mucikari dan agen pelacuran. Sungguh mengagetkan.

Senin, 11 Oktober 2010

Ciri-ciri si Buyung Kecanduan Pornografi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kecanduan pornografi mulai menghampiri anak-anak di usia sangat muda. Untuk memahami seseorang kecanduan pornografi atau tidak diakui oleh Psikolog Keluarga Elly Risman sangat sulit. ''Susah dikenali karena si pecandu merahasiakan dan cenderung bersembunyi untuk melihatnya,'' tutur dia.

Namun ada beberapa ciri yang kemungkinan bisa menjadi petunjuk apakah seseorang kecanduan pornografi atau tidak. Ciri-ciri tersebut suka menyendiri, kalau bicara tidak menatap mata, prestasi akademik turun kaerna sulit konsentrasi akibat ngantuk semalaman berselancar melihat situs porno, berkelakuan jorok seperti suka memegang alat vital lawan jenis atau mencium lawan jenisnya, suka berkhayal, banyak minum, saat membuka internet sangat lama dan jika ditegur marah.

Rabu, 06 Oktober 2010

Ternyata Menghafal Al-Qur'an Dapat Tingkatkan Prestasi Akademis

Orang yang terbiasa menghafal al-Qur'an, maka ia akan belajar keseriusan dalam hidup, serta belajar mengatur hidupnya

Hidayatullah.com--Para akademisi dan spesialis sependapat bahwa menghafal al-Qur'an memiliki efek yang baik dalam pengembangan keterampilan dasar pada siswa, serta dapat meningkatkan pendidikan dan prestasi akademis.

Dr. Abdullah Subaih, profesor psikologi di Universitas Imam Muhammad bin Su'ud al-Islamiyah di Riyadh, menyerukan kepada para pelajar agar mengikuti halaqoh-halaqoh menghafal al-Qur'an. Ia juga menegaskan bahwa hafalan al-Qur'an tersebut dapat membantu untuk konsentrasi dan merupakan syarat mendapatkan ilmu.

Jumat, 01 Oktober 2010

Ibu Susu dan Susu Kaleng

Dengan menggendong bayinya yang masih sangat lemah dan kecil, ibunda Aminah menanyakan kepada beberapa wanita apakah mereka mau menyusui anaknya, Muhammad, dan rata- rata mereka mengajukan harga yang mahal, katanya; "boleh saja tapi harganya sekian dan sekian..." sejenak bunda Aminah terdiam, betapa mahalnya harga yang harus dibayar kepada ibu susu bagi anak tercintanya itu, dan rupanya, pada hari terakhir bunda Aminah berdoa yang didengar oleh Allah, sehingga dipertemukanlah beliau dengan seorang wanita yang kurus kering, dengan menggendong anak yang kurus juga, sejenak bunda Aminah ragu-ragu, apakah mampu wanita kurus kering yang kemudian diketahui namanya Halimah  Tusadiyah menyusui bayinya, sedangkan bayi yang ada dalam gendongannya sendiri begitu kurus. Tetapi akhirnya bayi Muhammad yang dikemudian hari menjadi Nabi besar dan Nabi terakhir disusui oleh bunda Halimah Tusadiyah.
    Ibu bercerita dengan sangat serius mengenai ibu susunya Nabi Muhammad, tentu saja anak-anak tak terbayang ibu susu itu seperti apa, apakah ibu-ibu yang menjual susu dan juga tak terbayang bila ada anak yang disusui oleh ibu orang lain.