Kamis, 30 Desember 2010

Ternyata Permainan Bola Bisa Beri Semangat dan Kesehatan Anak

Sepak bola meningkatkan kesehatan jantung di masa kanak-kanak dan memacu motivasi positif anak
 
 
Hidayatullah.com—Jika ditanyakan pada semua orang apa olah raga paling populer di dunia? Jawabnya tentusaja sepak bola. Sebuah penelitian terbaru menunjukkan, tak sepatutnya orangtua melarang anak-anak mereka bermain olah raga yang tak mengenal batas-batas agama dan ras ini.
 
Sebab menurut peneliti,  bermain bola punya dampak positif untuk pertumbuhan mereka.
 

Rabu, 29 Desember 2010

Bagaimana Mengasuh Anak Secara Positif

Sungguh menakjubkan bagaimana orangtua yang bahagia dan positif akan menghasilkan anak yang tumbuh menjadi pribadi yang mempesona.
Berikut ini adalah rahasia pengasuhan anak secara positif:
1.               Untuk membesarkan anak yang sehat dan bahagia, ajarilah anak untuk mencintai dan menyayangi dirinya sendiri. Caranya: Perhatikan diri Anda sendiri terlebih dahulu. Selalu sediakan waktu bagi diri Anda pribadi di tengah kesibukan harian Anda. Sediakan waktu bagi Anda untuk berolahraga, merawat diri, dan meluangkan waktu bagi pengembangan pribadi Anda. Sadarkah Anda bahwa orangtua yang tidak menghargai dirinya sendiri akan membesarkan anak dengan sifat serupa!
2.               Luangkan waktu yang berkualitas setiap hari. Talmud berkata "Setiap helai rumput punya malaikat yang membungkuk di atasnya dan berbisik,”Tumbuh, tumbuh!" Pemberian terindah dari orang dewasa adalah menjadi malaikat itu bagi seorang anak yang istimewa. Tunjukkan betapa Anda sungguh bergembira atas kehadirannya. Jadilah 'Ahli gembira' bagi putra-putri Anda. Ubahlah waktu mengerjakan tugas harian menjadi momen yang berharga dan istimewa. Bernyanyi, memeluk, berbagi tawa dan cerita dapat membuat saat-saat biasa menjadi tak terlupakan.
3.               Jadilah pendengar yang baik. Hal ini bukanlah hal yang mudah bagi orangtua. Betapa sering orangtua menyela dan sibuk dengan nasehat-nasehat bahkan pada saat anak belum selesai berbicara? Simpanlah kekuatiran-kekuatiran Anda pada saat mendengarkan. Cobalah untuk mendengarkan anak Anda sepenuhnya tanpa menghakimi. Anda perlu menahan diri untuk tidak memikirkan atau memberikan pendapat Anda sendiri. Dengarkan mereka dengan hati yang terbuka dan penyayang. Lupakanlah diri Anda dan tempatkanlah diri Anda pada sudut pandang anak Anda. Ajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai ganti dari memberikan pendapat. Cara orangtua mendengarkan tanpa menghakimi akan membuat anak merasa diterima dan dimengerti.

Selasa, 28 Desember 2010

Bagaimana Mengembangkan Kecerdasan Berbahasa Anak

KOMPAS.com - Bahasa adalah alat komunikasi manusia di muka bumi ini. Jadi, betapa penting kemampuan bahasa ini, tak terkecuali bagi anak. Itulah mengapa, kemampuan bahasa harus sudah diajarkan padanya sejak dini, khususnya bahasa ibu.
Menurut Edward Andriyanto Soetardhio, M.Psi., dari Fakultas Psikologi UI,  perkembangan bahasa setiap anak intinya sama—bahkan pada anak dengan bisu dan tuli—hingga tahap cooing. Jangan salah, anak bisu tuli pun akan mengalami tahap babbling, hanya saja lebih terlambat daripada anak normal. Masuk tahap selanjutnya, anak bisu tuli tidak bisa mengikuti, yaitu berceloteh hingga mampu mengucapkan suku kata yang menggunakan konsonan dengan kombinasi vokal.
Walau tahap alamiah bahasa akan dilalui anak normal, namun—sekali lagi—kita tetap mesti memberikan stimulasi agar anak bisa menapaki jenjang perkembangan bahasanya dengan benar dan sesuai dengan tahapannya. Nah, berikut ini tip-tip mengembangkan kemampuan/kecerdasan bahasa anak berdasarkan tahapan usianya.
Usia bayi
1. Ajak bayi untuk banyak berbicara. Aturlah nada bicara Anda supaya rendah dan lembut, sehingga tidak mengagetkan si kecil. Tatap wajah si bayi, dan ucapkan kata-kata dengan jelas alias tidak bergumam.

Bagaimana Berkomunikasi Sesuai Bahasa Cinta Anak

KOMPAS.com - Komunikasi memang penting, tetapi jika cara penyampaian dan feedback yang diharapkan tidak sesuai, apakah isi pesannya bisa tersampaikan? Komunikasi akan lebih bermanfaat dan optimal jika bahasa dan cara penyampaiannya tepat guna kepada si lawan bicara. Selain bahasa lisan dan tulisan, ada satu lagi bahasa yang tak diajarkan di sekolah, tetapi tanpa sadar juga penting dalam kehidupan kita sehari-hari, yakni bahasa cinta.

Menurut Gary Champan & Ross Campbell, MD, dalam buku mereka yang bertajuk The Five Love Languages of Children, terdapat 5 cara anak dan manusia memahami dan mengekspresikan cinta, yakni; 1. Sentuhan Fisik, 2. Kata-kata Mendukung, 3. Waktu Bersama, 4. Pemberian Hadiah, dan 5. Pelayanan. Umumnya setiap anak bisa menerima cinta melalui 5 bahasa di atas, namun ada satu bahasa yang paling dominan pada masing-masing anak. Berikut adalah tips dalam berkomunikasi dengan si kecil sesuai bahasa cintanya, seperti yang dituturkan oleh Maura X. Tupamahu, S.Psi, M.Psi, psikolog I Like Gym, pada saat acara temu ibu Sharing Mooment Komunitas Mamamoo Temanmoo yang diselenggarakan es krim Wall's Moo, beberapa waktu lalu.

1. Sentuhan Fisik
* Saat bertemu dan berpisah dengan si kecil, berilah pelukan.
* Saat si kecil stres, beri belaian untuk menenangkannya.
* Peluk dan cium si kecil saat ia tidur malam dan bangun pagi.
* Setelah mengajar disiplin pada si kecil, beri pelukan sejenak dan jelaskan bahwa pengajaran yang

Mengapa Harus Berbohong, Anakku?

“Ini blackberry siapa..?” ibu bertanya kepada Lina yang hanya diam termangu, dan dengan wajah pucat Lina menjawab tergagap, ”hmm... ini punya kawanku, aku dititipkan olehnya, dan aku.. lupa mengembalikannya..” Dengan tangan gemetaran Lina mencoba mengambil kembali blackberry berwarna putih yang harganya cukup mahal untuk anak seusia Lina yang baru duduk di bangku kelas 6 SD.
Sebagai seorang ibu, nalurinya telah melihat bawhwa ada tanda-tanda kebingungan dan kegelisahan pada anaknya ketika ditanya, dan dibalik kegelisahan anaknya itu, ibu bisa mengerti bahwa anaknya telah berdusta dan menyembunyikan sesuatu yang tidak ingin diketahui oleh ibunya.
Namun sebagai ibu, ibu Iin sangat bijaksana. Dia tidak memaksa anaknya untuk mengakuinya, dia diam saja dan perlahan menyerahkan pada anaknya blackberry yang masih nampak baru dan lucu, karena dilapisi chasing atau penutup blackberry berwarna pink yang sangat imut dan cantik.
Dengan lembut ibu memberikan kembali blackberry tersebut pada Lina. Lina pun menerima dengan senang hati. Namun Lina nampak merasa bersalah yang sangat karena sudah membohongi ibunya yang sangat pengertian dan baik hati. Walaupun ibu diam saja, namun Lina tahu bahwa ibu tahu dan mengerti sesuatu, namun ibu tidak marah, malah Lina yang merasa tidak enak.
Lina pun menyimpan blackberrynya dengan baik di dalam laci lemari, kemudian setelah menenangkan dirinya, Lina perlahan keluar dan berdoa semoga ayah tidak tahu dan tidak marah-marah yang akan membuat perasaannya semakin merasa tidak enak. Diam-diam Lina berencana akan mengakui perbuatannya dan mengatakan pada ibu bahwa dia ingin sekali memiliki blackberry, namun karena khawatir ibu tidak kasih, selain harganya yang sangat mahal, juga karena Lina yang sekarang sudah berusia kelas 6, akan mengikuti ujian akhir nasional dan UAS yang akan diadakan 4 bulan lagi. Ayah dan ibu Lina sudah pasti tidak akan mau membelikan blackberry karena khawatir Lina akan bermain terus dengan blackberrynya.

Senin, 27 Desember 2010

Main Bola Bikin Anak Lebih Peka

KOMPAS.com - Permainan dan bermain bersama menjadi senjata ampuh bagi orangtua untuk mengajarkan keberagaman dan melatih kepekaan. Melibatkan anak dalam kegiatan bermain bersama besar pengaruhnya bagi anak. Pilih saja alat permainannya. Bisa berupa bola, gelembung sabun, atau permainan karet. Alat sederhana yang bisa didapatkan dengan mudah, dimainkan di mana saja, dan menyatukan anak-anak.

Menurut pakar pendidikan Henny Supolo Sitepu, anak bisa belajar menghargai keberagaman dengan diberikan kesempatan bermain bersama. Anak perlu diberikan kesempatan untuk bermain bersama anak lain dari berbagai latar belakang. Di sinilah anak belajar mengenal perbedaan kebiasaan, budaya, dan adat istiadat dari teman sebayanya. Henny melanjutkan, orangtua perlu memahami pentingnya bermain bersama bagi anak-anak. Pasalnya, sebagian kepekaan anak mulai terlatih saat mereka bermain bersama teman sebayanya.

"Anak-anak akan berkumpul saat bola dilemparkan. Bola adalah salah satu alat yang efektif sebagai penyatu anak dalam kegiatan bermain. Permainan seperti ini bisa dilakukan pada tempat umum dengan pengawasan orang dewasa. Sehingga anak bisa bermain dengan siapa saja, bahkan dengan anak lain yang baru dikenalnya. Memasukkan anak dalam kegiatan bersama dengan anak lain dari berbagai latar belakang penting sekali untuk melatih anak menerima keberagaman," papar Ketua Dewan Pengurus Yayasan Cahaya Guru ini kepada Kompas Female beberapa waktu lalu.

Bahaya Yang Tersembunyi dari Mainan Anak

Kompas.com - Mainan dan permainan sangat diperlukan untuk meningkatkan perkembangan motorik dan kecerdasan anak. Mainan anak pun kini tampil lebih menarik dengan berbagai fitur-fiturnya. Namun, orangtua juga perlu mewaspadai bahaya yang tersembunyi dari mainan.
Magnet kecil, bateri yang kuat atau sinar laser merupakan sebagian dari fitur-fitur mainan modern yang bisa berbahaya bagi anak selain juga bagian kecil yang mudah terlepas.

"Fungsi utama mainan adalah untuk bermain dan belajar karena itu seharusnya mainan tidak membahayakan bayi. Orangtua sebaiknya lebih berhati-hati dalam memilih mainan untuk anaknya," kata Rachel Weintraub, direktur keamanan produk dari Consumer Federation of America.
Di Amerika sendiri selama tahun 2008 terjadi penarikan 235.000 mainan anak yang dianggap membahayakan. Selain itu 19 anak dilaporkan meninggal akibat kecelakaan yang melibatkan mainan.
Bagian kecil yang tertelan sejak dulu menjadi penyebab utama kejadian meninggal pada anak sehingga kini para produsen diwajibkan mencantumkan peringatan jika ada bagian yang mudah copot dari produknya.

Rabu, 22 Desember 2010

Memanjakan Sama Dengan Menjerumuskan Anak

Orangtua harus "tega" dalam membina perkembangan anak

Hidayatullah.com -- Orangtua tidak boleh mengekang perkembangan anak, atau memanjakannya, karena bisa menjerumuskan anak, kata Psikolog Rumah Sakit Umum Daerah, Dr Sutomo, Surabaya, Joko, SPsi.

"Orangtua harus tega dalam membina perkembangan anak, biarkan mereka tumbuh sendiri sesuai dengan jiwa dan umurnya," kata Joko, SPsi, dalam seminar sehari tentang sosialisasi Forum Komunikasi Keluarga Dengan Anak Cacat (FKKDAC) Gresik, di Putri Mijil, Selasa (22/12).

Ia menjelaskan, kesalahan orang tua terbesar dalam membimbing anak adalah terlalu banyak berharap dari anak sehingga perkembangan anak berkurang.

"Orangtua juga perlu mewaspadai IQ anak, bila 50-60 termasuk tuna graita ringan, IQ 30-49 tuna graita sedang, untuk tuna graita berat IQnya di bawah 29," ujar Joko di hadapan 100 anak cacat dari 7 SLB se-Gresik.

Sementara Staf ahli Bupati Gresik, Khusaini Mustas, yang membuka seminar berharap lembaga ini mampu menjadi wadah orang tua yang anaknya penyandang cacat sebab di Gresik belum ada panti untuk anak cacat.

Selasa, 21 Desember 2010

Bagaimana Bicara untuk Bisa Dimengerti si Kecil

PEMAHAMAN yang kurang baik bisa merusak emosional dan psikologis orangtua ketika berkomunikasi dengan anak-anak mereka. Tidak peduli seberapa baik kata-kata dan frasa yang dimaksudkan, nyatanya maksud tersebut bukan seperti apa yang didengar anak-anak.

Menurut sebuah artikel Reader's Digest Afrika Selatan, orangtua perlu mengganti kata-kata “merusak” dalam kosa kata mereka dengan alternatif yang lebih membangun karakter anak.

Berikut, beberapa hal yang orangtua harus dan tidak seharusnya dikatakan kepada anak-anak mereka, seperti dilansir dari Witness.

1. Saat Anda mengatakan, "Kamu yang terbaik!", si kecil mengartikannya, "Tugasku adalah membuat orangtua bahagia." Jadi, sebaiknya Anda mengatakan, "Kamu harus bangga dengan jerih payahmu."

Para pakar berpendapat, memuji terlalu banyak bisa menjadi bumerang. Efeknya, anak-anak mengerti bahwa orangtua hanya mencintai mereka ketika bisa mencapai sebuah prestasi.

2. Saat Anda mengatakan, "Perhatikan kata-katamu!", si kecil mengartikannya, “Aku hanya boleh bicara dengan cara dan kata-kata yang disukai orangtuaku.” Jadi, sebaiknya Anda mengatakan, "Ibu sangat senang kamu mau terbuka, tapi ibu punya satu permintaan. Ibu mendengar kata-kata ofensif dari kamu. Jangan dipakai lagi!.“

Anak-anak kerap menggunakan kata-kata slengean untuk mengembangkan identitas mereka dengan dunia orang dewasa. Untuk itu, orangtua perlu membicarakan dengan anak mengapa kata-kata tersebut tidak pantas diucapkan. Orangtua juga harus siap mendengarkan perspektif anak soal satu ini.

3. Saat Anda mengatakan, "Ibu dan ayah tidak mampu membeli itu”, si kecil mengartikannya, " adalah Uang jawaban segalanya." Jadi, sebaiknya Anda mengatakan, "Mal ini penuh barang-barang bagus, tapi kita sudah memilikinya di rumah. Jadi, ibu rasa kita tak perlu membelinya lagi.”

Mendidik Anak Ternyata Dimulai Sejak Dalam Kandungan

REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR--Dosen Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (IPB), DR IR Dwi Hastuti, M. Sc mengatakan pembentukan karakter anak dimulai sejak dalam kandungan. "Memiliki anak yang berprestasi membanggakan adalah harapan setiap orang tua, namun untuk menghasilkan generasi muda berkualitas tergangung dari peran orang tua masing-masing," katanya, di Bogor, Senin.

Ia menjelaskan, ada tiga kunci yang harus diterapkan dalam membentuk karakter anak yakni perhatian, pendekatan dan komunikasi. "Tiga point ini yang harus dikuasai para orang tua khususnya ibu," kata Dwi.

Dwi mengatakan, banyak hal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak dalam pertumbuhan hidupnya.
Selain harus memperhatikan tiga kunci tadi, orang tua juga harus menguasai kepribadian anak.
"Orang tua adalah panutan bagi anak, kalau berjalan memimpin di depan jadilah teladan," katanya.

Ia memaparkan, orang tua dan keluarga berperan dalam pembentukan kualitas anak, namun yang paling dominan adalah peran ibu. "Perlu dilakukan revitalisasi peran ibu," katanya.

Senin, 20 Desember 2010

ASI Ekslusif 6 Bulan

Sahabat muslimah saya tulis kembali berdasarkan keprihatinan saya kepada beberapa ibu dann suami tentunya tentang kurangnya pemahaman dan keyakinan tentang pemberian ASI terutama ASI eksklusif 6 bulan.
Dan yang paling penting dari ASI eksklusif ini sebenarnya adalah support para suami dimana dialah orang terdekat dari ibu bayi yang dapat memberikan dukungan psikologis maupun materi kepada ibu menyusui agar lebih percaya diri untuk memberikan ASI saja pada bayi 0-6 bulan. Sehingga sekarang kita kenal dengan istilah "Breastfeeding Father".

Dalam Al Qur an pun telah menyebutkan masalah menyusui seperti dalam surat Al Baqarah 233 : "Hendaklah para ibumenyusui anak2nya selama 2 tahun penuh yaitu bagi ingin menyempurnakan penyusuan". Seorang ibu berkewajiban untuk menyusui anak-anaknya melalui payudara.
Dan yang termasuk kewajiban seorang ibu adalah tidak mengingkari pentingnya hak anak untuk menikmati air susu dari payudara ibunya, bila mampu dan tidak menolak memberikannya selama masa menyusui, bagi siapa saja yang ingin menyempurnakan penyusuan, yakni 2 tahun penuh sebelum disapih. Sementara sang ayah juga berkewajiban untuk membantu istri yang sedang menyusui, serta memenuhi segala hal yang dibutuhkan selama menyusui anaknya.
ASI Ekslusif

Kamis, 16 Desember 2010

Ternyata Pendidikan Dini Berdampak Positif bagi Kemampuan Bahasa Anak-Anak

Hasilnya, anak yang dididik baik sebelum bersekolah, setelah besar punya kemampuan bahasa yang lebih baik

Hidayatullah.com--Sebuah riset jangka panjang di AS yang melibatkan 1.300 anak lebih, meneliti pengaruh pendidikan dini terhadap perkembangan kemampuan belajar

Riset  melibatkan lebih dari 1.300 anak meneliti pengaruh pendidikan dini terhadap perkembangan kemampuan belajar. Penelitian itu dilakukan dengan mengikuti perkembangan anak-anak itu sejak lahir sampai berusia 10 atau 11 tahun.

Ternyata Anak-Anak Ikut Klub Olahraga Belum Tentu Cukup Bergerak Lho!

REPUBLIKA.CO.ID, Ketika anda mengirim anak-anak ke korang tua mengirimkan anak-anak mereka untuk mengikuti kegiatan olahraga di luar sekolah, seperti klub sepak bola dengan pemikiran mereka akan lebih aktif bergerak. Namun, tidak sepenuhnya asumsi itu terbukti.

Hanya 25 persen anak-anak yang mengikuti klub terorganisir benar-benar melakukan yang direkomendasikan para pakar kesehatan, yakni 60 menit beraktivitas setiap hari, demikian riset terbaru yang dipublikasikan di Archives of Pediatrics & Adolescent Medicine.

Anak-anak yang dilibatkan dalam penelitian rata-rata hanya aktif selama 45 menit--angka yang tak terlalu buruk. Namun olahragawan muda itu hanya menghabiskan 30 menit berdiri atau bahkan duduk saat praktek olahraga berlangsung.

Senin, 13 Desember 2010

Kurikulum Overload Langgar Hak Anak

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Seto Mulyadi menegaskan kurikulum yang "overload" sehingga membuat anak tertekan merupakan pelanggaran terhadap hak anak. "Terlalu banyak pekerjaan rumah, aturan yang ketat, cara mengajar yang monoton, membuat anak frustasi, itu melanggar hak anak," kata Seto Mulyadi atau yang akrab dipanggil Kak Seto saat berorasi di "Kampanye Hak Asasi Manusia (HAM) 2010 bagi Pelajar SMA se-DKI Jakarta" di Jakarta.

Banyaknya perilaku menyimpang yang terjadi pada pelajar, merokok, tawuran, hingga bunuh diri yang dilakukan anak akhir-akhir ini sedikit banyak karena tekanan yang ada di sekitarnya.
"Setiap hari anak harus berangkat pagi-pagi, bawa tas penuh buku yang berat, semua serba tegang. Padahal mereka butuh suasana menyenangkan, penuh dengan senyuman, pelukan, belaian," lanjut Seto.

Mengapakah Aku Disuruh Terus?

   “Tolong ya kak, ambil minum buat ayah, jangan yang terlalu dingin,” demikian ibu memerintahkan kakak yang sedang duduk menonton televisi di sore hari ketika ayah baru pulang kerja. “Ya bu..” dengan sigap Kak Rina, anak ke-3 dari 5 bersaudara anak Bu Priyo mengambilkan minuman yang dicampurkan dari dispenser dingin dan panas sedikit, Rina ingat yang disukai ayah adalah tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. “Rin, sekalian sayang, kue-kue diatas kulkas ditutup tudung kecil lalu pindahkan ke dalam piring coklat, dan letakkan tissue diatasnya, jangan lupa garpu kecilnya,” ibu memberikan instruksi lagi dan Rina dengan lincah mengerjakan semua instruksi ibu dengan sabar.
            Sementara di ruang keluarga, anak bu Priyo yang lain sedang mengerjakan pekerjaannya masing-masing. Kak Andi, anak pertama sibuk dengan laptopnya, kak Sari anak yang kedua asyik dengan blackberrynya, dan Aisyah, anak yang ke empat sedang sibuk main congklak sendiri, sementara Anto, si bungsu sedang menggambar dengan tenangnya.
“Rin, setelah ini kamu ke rumah bu Jono, tolong kamu kasih amplop ini kepada beliau, bilang ini sisa uang arisan bulan lalu, dan minta tanda terima ya,” demikian bu Priyo memberikan perintah lagi kepada Rina. Dengan diam Rina mengambil sepedanya dan bergegas keluar rumah melakukan apa yang diperintahkan ibunya.
           

Minggu, 12 Desember 2010

Bagaimana Menamai Sang Bayi

Nama seorang anak terhadap keluarganya kadang mirip seperti plang nama pada sebuah toko. Di situlah citra bisa ternilai. Mulai dari pemilihan nama, gaya tulisan, warna dan jenis plang, serta penempatannya. Jangan berharap konsumen akan tertarik masuk ke toko jika tulisan plangnya asal-asalan.
Jangan anggap remeh arti sebuah nama. Terlebih jika nama itu diperuntukkan buat sang buah hati. Karena dari nama anaklah, citra sebuah keluarga bisa ternilai.

Sayangnya, tidak semua orang tua paham itu. Jadilah bayi-bayi yang punya asal nama. Tanpa arti, tanpa hikmah. Hal itulah yang kini kerap dipikirkan Pak Yogi.

Jumat, 10 Desember 2010

Mengelola Anak

Membentuk anak memang mirip membuat adonan kue. Bentukan bukan sekadar apik dan rapi, tapi juga memenuhi takaran komposisi: terigu, mentega, gula, dan telur. Kebanyakan mentega, kue bisa gampang lebur. Begitu pun jika kelebihan terigu. Kue menjadi sangat keras.
Anak buat keluarga memang harta yang paling mahal. Nyaris tak satu pun aset keluarga yang bisa menyamai nilai seorang anak. Ia bukan sekadar penghibur dan penyejuk hati. Tapi juga penerus generasi.
Tidak heran jika banyak orang tua yang begitu hati-hati dengan tumbuh kembang anak. Mulai dari soal gizi, hingga masalah isi: baik hati maupun perkembangan nalar. Karena itu, tidak sedikit orang tua yang mulai mentarbiyah anaknya sejak dini. Keinginan itulah yang kini diperjuangkan Bu Dini.
Ibu yang baru dua setengah tahun punya anak ini begitu bahagia bisa menyalurkan bakatnya dalam soal mendidik. Bahkan, saat si bayi belum lahir. Saat itu, ia sudah melatih jabang bayinya mendengar tilawah Alquran. Sambil masak, nyetrika, tiduran santai, Bu Dini kerap menyimak tilawah lewat radio kaset. Bukan cuma buat dirinya, tapi juga si jabang bayi.
Sejak bayinya lahir, Bu Dini mengharamkan televisi di rumah. Ia tidak ingin ada suara, tingkah, dan nyanyian jahiliyah masuk ke rumahnya. Sepi, memang. Tapi, ia bisa lebih khusyuk membina buah hatinya.
Pendidikan lebih intensif lagi ketika sulungnya mulai bisa bicara. Pelajaran bukan sekadar bisa baca tulis, tapi juga sudah masuk urusan akidah. "Akidah?" tanya suami Bu Dini agak heran. Ia sepertinya ragu. Apa mungkin bocah tiga puluh bulan bisa diberikan pemahaman. Akidah lagi!
"Kenapa tidak?" ucap Bu Dini balik tanya. "Pokoknya, Mas harus dukung saya. Itu aja!" ucap Bu Dini menjawab keraguan suaminya.
Dari sekian pelajaran akidah yang diberikan, ada satu yang menarik. Bu Dini mengajarkan anaknya tentang thaghut. Atau sesembahan selain Allah. "Syifa tau kan togut? Apa...? To...gut...!" jelas Bu Dini penuh ekspresi. Seratus persen perhatiannya tertuju ke arah puterinya.

Kamis, 09 Desember 2010

Wahai Orang Tua, Ayo Kembali ke Rumah

Revolusi teknologi dan revolusi seksual saat ini harus diimbangi dengan revolusi kepengasuhan

Hidayatullah.com--Anak yang punya konsep diri yang baik relatif akan lebih mampu melawan pengaruh negatif pornografi dan sikap asusila lainnya. Untuk menanamkan konsep diri harus berangkat dari peran serta orang tua di rumah.

Hal itu disampaikan pendiri Rumah Parenting Yayasan Kita dan Buat Hati dr. Ika Dalimoenthe, M.Si, menanggapi maraknya kasus pelecehan dan korban seksualitas akhir akhir ini.

Rabu, 08 Desember 2010

Boneka Barbie Dapat Digunakan Alat Pornografi Anak

REPUBLIKA.CO.ID,LOS ANGELES--FBI telah mengeluarkan "peringatan kejahatan cyber" untuk sebuah boneka Barbie baru yang dilengkapi dengan kamera video kecil tersembunyi di dadanya, yang menganggap mainan itu bisa disalahgunakan untuk membuat pornografi anak.

Laporan yang dikeluarkan oleh kantor lapangan FBI Sacramento 30 November dan berjudul "'Video Girl' Barbie, sebuah Kemungkinan Metode Produksi Pornografi Anak," memperingatkan bahwa kamera mampu merekam sampai 30 menit yang dapat tersambung ke komputer.

Ternyata Ponsel Buruk bagi Janin?

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES--Ibu hamil, hindarilah radiasi telepon selular (ponsel) sesering mungkin. Para peneliti yang mempelajari dampak kesehatan ponsel mengatakan mereka menemukan bukti bahwa ketika perempuan hamil yang menggunakan piranti ini secara rutin, maka bereka berhadapan dengan risiko perilaku buruk bayinya di kemudian hari.

Tapi para peneliti itu mengatakan temuan mereka layak diperhatikan. "Sulit untuk memahami bagaimana piranti sekecil  itu dapat memiliki pengaruh," kata Dr Leeka Kheifets, ahli epidemiologi di University of California Los Angeles yang memimpin studi tersebut. "Tapi ini memang sesuatu yang harus ditindaklanjuti."

Kheifets dan timnya meneliti data dari 28 ribu anak yang berusia 7 tahun dan ibu mereka yang ikut dalam studi ini. Di Denmark, mereka juga mengikuti perkembangan 100 ribu perempuan yang hamil antara 1996 dan 2002.

Ibu dari sebanyak 3 persen anak mengatakan anak mereka memiliki masalah perilaku pemberang, dan 3 persen memperlihatkan perilaku tidak normal, seperti masalah kepatuhan atau emosi.

Jumat, 03 Desember 2010

Anak Yang Gemuk Beresiko Tinggi Sakit Jantung

Faktor resiko penyakit jantung anak gemuk sangat signifikan, dibanding anak yang lebih kurus
Hidayatullah.com--Anak-anak yang kelebihan berat badan hingga mencapai usia 9 tahun, beresiko lebih tinggi terkena penyakit jantung.

Saat mencapai usia 15 tahun, tingkat tekanan darah, kolesterol, dan insulin dalam darah mereka akan lebih tinggi dibanding anak-anak yang normal. Sehingga peluang mengalami kematian dini akibat sakit jantung juga semakin besar.

Tam Fry dari National Obesity Forum mengatakan, hasil studi menunjukkan semakin banyak bukti bahwa kegemukan harus diatangani sejak dini. Demikian sebuah laporan di British Medical Journal menyebutkan.

Kegemukan harus segera ditangani sebelum terlambat. "Kita harus memperhatikan anak-anak secara rutin," kata Fry sebagaimana dikutip Telegraph.

Rabu, 01 Desember 2010

Bagaimana Berprasangka Baik Pada Anak

Semua anak memiliki potensi kebaikan, yang baru bisa berkembang jika memperoleh kepercayaan. Sebagai epilog simaklah kisah ini.
         Haris berlari-lari mengitari ruangan, dari sudut ke sudut, sambil sesekali meraih dan mempermainkan benda-benda yang menarik baginya. Kali ini giliran sebuah kursi mungil warna merah yang semula tersembunyi di balik almari, menjadi sasaran permainannya. Bocah gemuk berusia 6 tahun itu pun segera mendorong kursi tersebut kesana-kemari. sambil menirukan derum mobil. Tentu saja ulahnya itu membuat malu dan jengkel ibunya, yang sedang bertamu ke rumah tetangganya.
Mulanya sang ibu membiarkan Haris bebas bertingkah, tetapi sekarang tidak. Suaranya sudah cukup mengganggu, dan si pemilik rumah pun nampak mulai terganggu dengan tingkah si anak aktif ini. Ibu pun mengancam dengan suara tinggi, "Haris. kembalikan kursinya!" sambil matanya tajam menatap anak semata wayangnya itu. Yang ditegur hanya menoleh sebentar, dan tanpa peduli segera meneruskan aktifitasnya, berimajinasi sedang mengendarai mobil.
         “Haris, suaranya ribut sekali. Rusak nanti kursinya. Ayo berhenti! Kembalikan!" tegur ibu untuk kedua kalinya. Kali ini Haris benar-benar cuek, tak peduli. Bibirnya kian keras menirukan derum mobil dan "gedubrak...." jatuhlah kursi yang ada di tangannya. Kali ini ibu sudah benar-benar naik pitam, berdiri menghampiri Haris sambil berteriak marah. "Apa ibu bilang ... berhenti rusak kursi itu nantinya. Berdiri dan kembalikan !"