Selasa, 13 September 2011

Ajarkan Anak Yang Dapat Ampaw Untuk Zakat

Pagi yang cerah dan rasa kantuk pun mulai menyerang. Sudah sepagi ini bahkan sampai siang hari ini sudah tiga rumah dimasuki Bu Sinta dengan keluarganya dalam rangka berlebaran. Anak-anak Bu Sinta yang berjumlah 4 orang sudah mulai terlihat lelah, walaupun dibalik matanya terdapat senyum berbinar dan masing-masing anak nampak menunjukkan sikap yang manis di hari raya Idul Fitri ini.
Hari pertama Idul Fitri nampak sebagai hari keluarga. Semua anak ikut apa kata orang tuanya dan ikut pergi kemana saja yang diinginkan orang tuanya tanpa membantah. Subhanallah, kenapa spesial menurut saya, karena terlihat kumpulan manusia dengan keluarganya berpakaian indah dan rapih berjalan hilir mudik tidak mengenal lelah dengan kegembiraan yang tidak terlukiskan, lalu mengunjungi keluarga, sahabat dan kerabat dan semua anak nampak bersikap santun dan duduk tenang.  Padahal di waktu yang lain jarang sekali anak-anak melakukan hal itu, yaitu mau diajak bepergian mengunjungi sanak saudara yang dekat maupun yang jauh, yang baru dikenal maupun sudah lama kenal, dan semua terlihat tersenyum bahagia. Kalimat-kalimat yang ramah dan manis terdengar dimana-mana, disela-sela makan yang menyenangkan hati siapa saja, dan pada hari itu  istilah diet tabu dikumandangkan siapa saja baik ayah, ibu dan anak-anak semua bergembira.

Hal yang juga menyenangkan anak-anak adalah adanya pemberian ampaw (dalam bhs china: angpaw, Ang: merah Paw: amplop, jadi angpaw adalah amplop merah), pemberian uang pada anak-anak yang berkunjung ke rumah saudaranya, dan biasa diberikan oleh orang yang lebih tua dengan besar nominalnya berapa saja. Dari anak usia kecil sampai remaja, semua merasakan kebahagiaan mendapat ampaw. Namun yang kasihan adalah anak remaja yang sudah menjelang dewasa, hanya bisa manatap iri pada adik-adiknya yang bergelimang uang rupiah, dengan besaran yang kadang-kadang sungguh menakjubkan, bisa sehari mendapat 100 ribu rupiah bahkan ada yang mencapai delapan ratus ribu rupiah.
Ada seorang remaja putri yang mengungkapkan di sebuah twitter, “wah enak yaa, hari lebaran kayak gini, dapat 500 ribu tanpa usaha…“ masya Allah. Hendaknya kita sebagai orang tua untuk tidak memanjakan anak kita, agar dapat uang ampaw dari sanak saudara kita, ajarkan mereka memliki izzah (harga diri), menerima bila diberi, jangan sampai meminta atau membujuk dengan kalimat: “uang ampawnya mana, tantee…” Dan yang terpenting lagi, tidak usah mengajarkan anak kita tanpa disengaja dengan pendapat: “enak nih lebaran, dapat uang ampaw banyak” atau ”asyiik, besok kemana lagi bunda, rumah om yang mana, omnya kaya gak” atau ungkapan bisik-bisik diantara anak-anak, “wah om yang itu kaya, rumahnya besar tapi kasih ampawnya sedikit, mendingan bu Yanti, rumahnya kecil tapi ampawnya banyak.. baik yaa bu Yanti.” Satu lagi soal uang ampaw, ajarkan anak-anak untuk tidak membanding-bandingkan pemberinya dan jangan lupa ajarkan bahwa setiap uang ampaw yang didapatkan itu, harus ada hak orang miskin, maka berzakatlah 2,5 % dari total uang ampaw untuk sang miskin dan bersedekahlah dari ampaw tersebut, jangan semua dihabiskan untuk membeli yang diinginkan.
Anak yang terpuji, memberikan uang ampaw pada orangtuanya, “bunda ini uang ampaw sedikit saja yaa, buat beli bensin, kan kita dapat uang ampaw karena naik motor bunda..” ah senangnya kalau ada anak yang perhatian pada orang tua ketika mereka mendapat uang tambahan di hari raya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar