PEMAHAMAN yang kurang baik bisa merusak emosional dan psikologis orangtua ketika berkomunikasi dengan anak-anak mereka. Tidak peduli seberapa baik kata-kata dan frasa yang dimaksudkan, nyatanya maksud tersebut bukan seperti apa yang didengar anak-anak.
Menurut sebuah artikel
Reader's Digest Afrika Selatan, orangtua perlu mengganti kata-kata “merusak” dalam kosa kata mereka dengan alternatif yang lebih membangun karakter anak.
Berikut, beberapa hal yang orangtua harus dan tidak seharusnya dikatakan kepada anak-anak mereka, seperti dilansir dari
Witness.
1. Saat Anda mengatakan, "Kamu yang terbaik!", si kecil mengartikannya, "Tugasku adalah membuat orangtua bahagia." Jadi, sebaiknya Anda mengatakan, "Kamu harus bangga dengan jerih payahmu."
Para pakar berpendapat, memuji terlalu banyak bisa menjadi bumerang. Efeknya, anak-anak mengerti bahwa orangtua hanya mencintai mereka ketika bisa mencapai sebuah prestasi.
2. Saat Anda mengatakan, "Perhatikan kata-katamu!", si kecil mengartikannya, “Aku hanya boleh bicara dengan cara dan kata-kata yang disukai orangtuaku.” Jadi, sebaiknya Anda mengatakan, "Ibu sangat senang kamu mau terbuka, tapi ibu punya satu permintaan. Ibu mendengar kata-kata ofensif dari kamu. Jangan dipakai lagi!.“
Anak-anak kerap menggunakan kata-kata
slengean untuk mengembangkan identitas mereka dengan dunia orang dewasa. Untuk itu, orangtua perlu membicarakan dengan anak mengapa kata-kata tersebut tidak pantas diucapkan. Orangtua juga harus siap mendengarkan perspektif anak soal satu ini.
3. Saat Anda mengatakan, "Ibu dan ayah tidak mampu membeli itu”, si kecil mengartikannya, " adalah Uang jawaban segalanya." Jadi, sebaiknya Anda mengatakan, "Mal ini penuh barang-barang bagus, tapi kita sudah memilikinya di rumah. Jadi, ibu rasa kita tak perlu membelinya lagi.”