Selasa, 21 Desember 2010

Bagaimana Bicara untuk Bisa Dimengerti si Kecil

PEMAHAMAN yang kurang baik bisa merusak emosional dan psikologis orangtua ketika berkomunikasi dengan anak-anak mereka. Tidak peduli seberapa baik kata-kata dan frasa yang dimaksudkan, nyatanya maksud tersebut bukan seperti apa yang didengar anak-anak.

Menurut sebuah artikel Reader's Digest Afrika Selatan, orangtua perlu mengganti kata-kata “merusak” dalam kosa kata mereka dengan alternatif yang lebih membangun karakter anak.

Berikut, beberapa hal yang orangtua harus dan tidak seharusnya dikatakan kepada anak-anak mereka, seperti dilansir dari Witness.

1. Saat Anda mengatakan, "Kamu yang terbaik!", si kecil mengartikannya, "Tugasku adalah membuat orangtua bahagia." Jadi, sebaiknya Anda mengatakan, "Kamu harus bangga dengan jerih payahmu."

Para pakar berpendapat, memuji terlalu banyak bisa menjadi bumerang. Efeknya, anak-anak mengerti bahwa orangtua hanya mencintai mereka ketika bisa mencapai sebuah prestasi.

2. Saat Anda mengatakan, "Perhatikan kata-katamu!", si kecil mengartikannya, “Aku hanya boleh bicara dengan cara dan kata-kata yang disukai orangtuaku.” Jadi, sebaiknya Anda mengatakan, "Ibu sangat senang kamu mau terbuka, tapi ibu punya satu permintaan. Ibu mendengar kata-kata ofensif dari kamu. Jangan dipakai lagi!.“

Anak-anak kerap menggunakan kata-kata slengean untuk mengembangkan identitas mereka dengan dunia orang dewasa. Untuk itu, orangtua perlu membicarakan dengan anak mengapa kata-kata tersebut tidak pantas diucapkan. Orangtua juga harus siap mendengarkan perspektif anak soal satu ini.

3. Saat Anda mengatakan, "Ibu dan ayah tidak mampu membeli itu”, si kecil mengartikannya, " adalah Uang jawaban segalanya." Jadi, sebaiknya Anda mengatakan, "Mal ini penuh barang-barang bagus, tapi kita sudah memilikinya di rumah. Jadi, ibu rasa kita tak perlu membelinya lagi.”

Dengan mengatakan uang berulang-ulang, itu menjadi alasan baginya tidak bisa memiliki sesuatu. Orangtua sedang mengirim pesan bahwa uang adalah sumber dari segala hal baik dalam hidup. Dengan cara ini, anak tidak akan pernah belajar makna bersyukur atau berterima kasih.

4. Saat Anda mengatakan, "Jangan khawatir, ini akan baik-baik saja", si kecil mengartikannya, "Kamu seperti drama queen!". Jadi, sebaiknya Anda mengatakan, "Ibu benar-benar mengerti apa yang sedang kamu alami. Coba kamu ceritakan pada ibu."

Ketika orangtua benar-benar mampu mendengarkan curahan anak dan mengakui sakit hati, ketakutan, atau kemarahan mereka, anak akan mampu mengurangi perasaan tersebut. Mereka pun mulai merasa mampu mengatasi dan menemukan solusi atas masalahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar