Ibu Mertua (Nenek) Yang Mengatur Pengasuhan Bayi
Wednesday, 28 July 2010 | Konsultasi
Assalamu'alaikum wr.wb. Langsung ja ya.. saya punya bayi umur 6 bulan, sekarang sedang belajar duduk. Saya melihat mertua saya terlalu ikut campur dalam hal pengasuhan bayi saya. Saya merasa peran saya sebagai seorang ibu tidak ada artinya. Saya ingin mengasuh bayi saya sendiri tanpa harus ada campur tangan mertua, terlebih lagi mertua saya terlalu memanjakan bayi saya, keluar areal rumah ndak dikasi, bahkan hanya untuk berkunjung ke tetangga ndak boleh. Saya jenuh dengan keadaan di rumah mertua saya ini. Sebenarnya saya sama suami mau pindah rumah karena kami sudah punya rumah sendiri, tapi tetap ndak dikasi, alasannya dia tidak bisa jauh dengan suami saya karena suami saya anak paling bungsu dan keliatannya anak kesayangan. Pertanyaan saya :
- Bagaimana caranya supaya mertua saya berhenti mengatur kehidupan saya?
- Bagimana perkembangan bayi saya nanti, saya takut bayi saya akan menjadi anak yang manja karena nenenknya terlalu memmanjakannya?
- Salahkan kalau nanti saya memutuskan untuk pindah rumah walaupun mertua tidak mengijinkan?
- Saya sudah sampai ke tahap yang sangat melelahkan dalam kehidupan rumah tangga saya, bagaimana caranya supaya saya bisa tenang dan sabar?
Terimakasih. Wassalam.
Mala
idayatullah.com--Semua bayi yang memperoleh limpahan kasih sayang memiliki kemungkinan lebih kecil untuk menjadi orang dewasa yang cemas dan tertekan. Demikian hasil satu studi yang tak biasa dan disiarkan Selasa.


RABU, 11 Oktober tahun 2006, seorang juri yang disebut ustadz berkata kepada salah satu kontestan Pildacil yang baru saja usai memberikan “taushiyah”. Juri ini berkata, “Kamu terbaik saat ini. Ini yang diinginkan juri. Beberapa tahun ke depan, rumah dan mobil kamu akan mewah. Kamu juga akan bisa membangun masjid.”



TIDAK ada anak yang bandel. Kitalah yang tidak tahu bagaimana mengajak bicara, menyemangati, dan memberikan arah hidup bagi mereka. Kitalah yang lupa untuk bermain bersama, bercanda, dan bercerita agar hati mereka dekat dengan kita. Padahal kita tahu kedekatan hati itulah yang membuat anak akan mendengar kata-kata kita.



