Senin, 19 Juli 2010

Bagaimana Dengan Anak Yang Sangat Tertutup

Assalamu'alaikum... teriring salam dan do'a semoga Ibu Fifi selalu dalam lindungan Allah, Amin. Saya seorang guru di sebuah SD Islam terpadu di jambi. Sekolah kami mempunyai satu masalah yang sampai saat ini belum terselesaikan. Ada seorang murid yang sangat tertutup, tidak pernah mau berbicara sama sekali, baik dengan teman-teman maupun guru. Kalau ditanya tidak mau menjawab, hanya sesekali aja. itupun hanya anggukan atau gelengan kepala tanda dia berkata ya atau tidak. Bermain dan makan pun juga tidak mau, dia sering sendiri, jam istirahat cuma melihat temannya bermain. Pernah ditanya kepada orang tuanya tentang bagaimana kesehariannya di rumah, kata orang tuanya dia memang agak pendiam tapi masih mau makan dan bemain. Berbagai cara sudah di coba tetapi belum membuahkan hasil, sekarang dia duduk di kelas 2 karena tidak naik kelas 3 akademiknya juga agak terganggu. Mohon sekali solusi dari ibu.
Mery Fafrida

Jawab :
Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Ibu Mery yang dicintai Allah, wah senang sekali anak tersebut memiliki guru yang baik hati dan perhatian seperti bu Mery, semoga Allahpun memperhatikan juga semua kebutuhan ibu. Amiin
Bu, yang paling tahu mengenai anak tersebut tentu saja orangtuanya, saya terkadang suka heran, orangtua cenderung menutupi masalah anaknya karena malu dan berusaha orang lain tidak tahu, sementara orang lain dalam hal ini guru, setengah mati inginkan kebaikan bagi si anak dan susah payah mencari solusi buat kebaikan si anak didiknya.
Saya tidak tahu jawabnya apa bu, terus terang saja, yang paling tahu itu adalah orangtuanya, ibu tanya saja dan katakan bahwa bila memang tidak ada apa-apa yang terjadi dirumah sampai anak menjadi pendiam dan pemurung seperti itu, maka akademik dan perkembangan jiwa anak akan terganggu terus sampai dewasa. Sebaiknya ibu guru dan ibu kandung si anak bekerjasama untuk menolong anak tersebut agar lebih terbuka, lebih baik dan lebih aktif disekolah untuk perkembangan kejiwaan dan akademik si anak.
Saran saya, ibu bicarakan baik-baik dan sedikit mendesak orangtuanya, lalu ibu datangi saja rumahnya dan lihat bagaimana keadaan dirumahnya, kemudian kalau ibu lihat semua saudara sianak rata-rata pendiam, berarti memang sudah kultur keluarga, jadi tidak masalah, kalau hanya sianak yang pendiam, maka ibu coba untuk mendekati sianak dan selalu ajak bermain dan bercerita.
Perlu waktu yang sangat lama untuk mengorek sianak bercerita, ciptakan suasana nyaman bagi si anak, ibu dekati dan ibu saja yang bercerita macam-macam tentang apa saja yang lucu-lucu, misalnya anak ayam dirumah ibu yang bulunya berdiri semua ketika ada cipratan air hujan. Walau dia diam saja, lama-lama kalau ceritanya lucu dan menarik perhatian pasti dia akan berikan respon, nanti lama-lama ibu akan lihat dia akan mulai balik bercerita sedikit demi sedikit.
Saya duga ada masalah yang mangganggu jiwanya, dan pikirannya yang datangnya dari rumah, wallohu’alam, selamat berjuang bu, bagi saya anda adalah guru dengan ciri-ciri ahli surga (maaf, sok tahu ya saya, mungkin karena senang sekali dengan ibu guru yang cinta pada muridnya). Karena anda betul-betul guru yang tidak hanya mengajarkan matematik, namun juga membina mental anak-anak Indonesia, ALLOHU AKBARR!!
Istiqomah selalu ya bu, salam sayang anak-anak murid ibu di Jambi.
Wassalammu’alaikum.
(alamat sekolahnya dimana bu, boleh tidak kirim buku2 cerita buat anak anak yang bagus bagus? saya juga akan berikan khusus 1 buku cerita yang bagus dan lucu buat salah satu media komunikasi ibu dengan anak murid ibu yang pendiam itu. salam dari kami di Jisc.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar