Rabu, 14 Juli 2010

Batasan Marah

Assalamu'alaikum, Saya banyak membaca buku-buku psikologi anak, Subhanallah secara teori bagus-bagus. Sebelumnya saya termasuk ibu yang suka kelepasan marah/berkata keras pada anak jika mereka melakukan kesalahan di mata saya. Setelah membaca buku-buku tersebut, saya mencoba mmpraktekannya dengan tidak terlalu banyak melarang mereka bereksplorasi. Namun yang terjadi anak ke-2 saya yang dari sananya mempunyai karakter temperamental jadi semakin sering meluap-luap...kakaknya yang (kebetulan) sensitif, sangat halus hatinya sering jd korbannya. Karena tidak tega, saya sering bantu membela si kakak. Akibatnya, si kakak tetap mudah menangis & tergantung; sementara si adek tetap 'meledak-ledak' Gimana yang terbaik, mam?
 
Evvy
 
Jawab :
 
Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Ibu Evy yang senang belajar, seringkali kita ketika sudah punya pengetahuan, maka sudah agak terlambat ya, jadinya masih ada sisa-sisa kesalahan kita yang secara tidak sengaja sudah membentuk di anak.
            Tapi nampaknya anak ibu masih kecil ya, usianya masih dibawah 12 tahun, insya Allah masih bisa dibentuk bu, dengan banyak cerita, banyak menasehati dan banyak bicara, memang hasilnya tidak instant, ibu sabar saja, karena kan gara-gara kita, anak kita jadi meluap-luap kayak begitu.
            Saran saya, bila kejadian itu berlaku, misal adik marah-marah, kakak jadi korban seperti princes yang menangis tersedu-sedu, memang kalau dibiarkan akan jadi habbit lho bu, jadi cegah dari sekarang saja ya, dengan dipisahkan segera keduanya dan dinasehati satu persatu.
            Untuk Adik : “ayo, kalau kamu marah-marah, maka tenggorokan kamu sakit, ayo adik diam, (ibu bisa menceritakan sebelumnya bahwa jika sedang marah setan akan senang dan dekat sekali dengan kita) seperti hadits berikut : Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda, Sesungguhnya, kemarahan itu berasal dari syetan. Dan syetan tercipta dari api. Dan sesungguhnya, api itu dapat dipadamkan dengan air Jika salah seorang diantara kalian marah, maka berwudhulah. (Musnad Imam Ahmad, 4/226, Sunan Abu Daud, hadits no. 4784. Hadis ini hasan. Lihatlah Jami’ Al Ushul, tahqiq Al Arna’uth, 8/439.)
            Lalu ibu pindah ke tempat kakak : “kak, sudah ah jangan menangis terus, kamu tahu tidak kalau kamu menangis maka adik semakin senang marahin kamu, dan kamu akan ada dibawahnya adik, maka kamu akan jadi adik, dan adik jadi kakak dong, sudah yaa. Ini tissue, bunda tinggal dulu.”
            Mudah-mudahanan masalahnya cepat selesai ya bu, setelah kakak sekolah, saya rasa intensitas keduanya akan berkurang tapi kalau didiamkan akan jadi habbit sampai dewasa, adiknya lebih berkuasa dari kakaknya yang hanya bisa menangis tersedu-sedu bila ada masalah..semoga berhasil. Salam sayang anak anak yang lucu, wassalammu’alaikum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar