Selasa, 13 Juli 2010

Konsumsi Buku, Film, dan Nyanyian, Sesuai Usia Anak


Anak akti dan cerdas harus diperkenalkan dengan buku, film, dan nyanyian yang sesuai usianya/ilustrasi
REPUBLIKA.CO.ID, Orangtua sebaiknya mengenalkan pendidikan karakter sejak anak usia 1-5 tahun, melalui buku, film, dan nyanyian, sesuai usia anak. Orangtua juga harus lebih aktif memperkenalkan budaya Indonesia pada anak dengan cara yang menarik dan menyenangkan.

Dengan cara seperti ini akan lebih mudah bagi anak untuk menerima dan menyerap segala hal yang berkaitan dengan nilai-nilai positif.  Demikian disampaikan psikolog senior yang juga seorang Staf pengajar bagian psikologi perkembangan pada Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) Mayke Tedjasukmana, pekan lalu.

Mayke juga memiliki keahlian khusus dalam play theraphy untuk anak usia sampai 10 tahun dengan masalah dasar emosi. Menurut dia, pendidikan karakter bangsa yang didengungkan pemerintah, diyakini mampu mengembalikan nilai-nilai jati diri bangsa yang sempat terkoyak. Salah satu cara adalah dengan memperkenalkan budaya bangsa yang memiliki nilai-nilai karakter bangsa pada anak sejak dini.

"Salah satu cara yang paling efektif melalui buku cerita dan mewarnai tentang keanekaragaman budaya bangsa pada anak usia 1-5 tahun. Perkembangan otak anak usia ini begitu cepat sehingga mudah mengambil nilai-nilai luhur dari buku itu," kata Mayke.

Pendidikan karakter ini disampaikan melalui proses belajar mengajar, dicontohkan, ditanamkan, dan dilaksanakan secara berkelanjutan. Proses ini dilaksanakan berdasarkan kebenaran dan komprehensif.

Arus informasi, kata Mayke, sekarang sulit dibendung. Oleh karena itu, banyak anak tumbuh dengan cepat padahal belum waktunya. ''Diharapkan anak-anak dapat belajar memahami kekayaan sosial dan budaya Indonesia sekaligus belajar menghargai keragamanan dan perbedaan, serta mengembangkan sikap toleransi," katanya.

Orang tua selalu mendampingi buah hatinya agar dapat memilah informasi mana yang layak diterima oleh anak. ''Perkenalkan pada buku-buku, film, maupun lagu yang sesuai dengan usianya. Anda juga dapat mengajarkan berbagai macam budaya yang ada di Indonesia untuk mengalihkan perhatian si kecil dari hal-hal yang mempercepat perkembangannya,'' jelasnya.

Sayangnya, kata Mayke, budaya Indonesia yang beraneka ragam terkadang membuat anak-anak menjadi tidak mengenalnya. ''Padahal, hebatnya Indonesia kan ada di keanekaragaman budayanya," cetusnya.

Dengan memahami kekayaan budaya dan keanekaragaman Indonesia, diharapkan sikap toleransi pada anak juga bisa tumbuh dan berkembang. ''Sehingga merupakan dasar dalam menerapkan karakter di dalam hidupnya,'' tegas Mayke.

Selain orangtua, kata Mayke, guru yang mengajar anak usia prasekolah atau TK juga perlu diberikan bentuk penyegaran kembali atas peran dan fungsinya. ''Karena itu, guru dituntut untuk cerdas, dewasa, dan santun,'' jelasnya.

Guru harus punya motivasi untuk berubah, harus mampu menjadi mentor. Sebagai mentor guru berkarakter akan menunjukkan antusiasme yang tulus kepada peserta didiknya. Selain itu, lanjut Mayke, guru berkarakter juga membantu peserta didik menemukan hasrat untuk belajar dan membimbingnya. ''Ini untuk mewujudkan target pribadi yang masuk akal,'' tandasnya.
Red: Endro Yuwanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar