Selasa, 24 Agustus 2010

Menghadapi Anak Yang Keras Kepala

Anak saya Tio, 7.5 tahun yatim sejak < 2 tahun saat itu pula kembali tinggal sama ortu saya yang kurang harmonis. Bapak saya emosional bahkan anak saya pernah ditempeleng kepala sampai benjol, lebam dan pernah juga dihantamkan kepalanya ke dinding. Kalo sedang baik ya.. sayang sama Tio. Intinya sejak saat itu anak saya sering melihat dan merasakan kekerasan. Bulan Juli 09 kemarin ibu saya meninggal. Bulan Desembernya rumah saya/suami selesai dikontrak orang, Januari saya perbaiki, Febuari saya tempati sendiri dengan anak semata wayang saya. Saya dosen PTS, 35 tahun. Anak saya ajarin sendiri sering tidak nurut, saya les-kan tidak mau, saya datangkan guru les juga tidak mau belajar. Mengerjakan PR/PS (disekolah) semaunya sendiri. Kadang disuruh benerin yang masih salah tetep tidak mau. Dia bilang sudah bener. Sifatnya keras kepala, cengeng, menangis keras-keras. Sering saya pulang kerja dia lagi main sama temen-temen saya panggil untuk mandi sore trus bikin PR, belom-belom udah nangis. Saya tunggu nangisnya sampai lama sambil saya tinggal mengerjakan urusan dapur sampai saya bujuk2 tetap tidak mau akhirnya terpaksa mandi dengan nangis, memberontak, memukul saya. Saya tinggal tanpa pembantu, anak saya antar & jemput sekolah sendiri, kadang adik saya, trus pulang saya suruh makan & tidus siang. Kadang masih/ belum tidur saya kunci dari luar (saya harus ngajar) & saya titipkan tetangga (RT-nya). Kunci rumah saya 1 di rumah pak RT. Intinya anak saya susah diajak belajar/ saya belum berhasil menaklukkan hatinya agar nurut untuk belajar, saya sudah praktekkan banyak cara sampai saya kuliah akta4 biar bisa ngajari anak sendiri. Tolong beri saya nasehat/doa karena saya sudah tidak punya mertua & ibu. Terima kasih banyak, Barokalloh.
Ana Wahyu
 
Jawab :
 
Assalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, bu Ana yang dimuliakan Allah, bu, baca buku saja tentang pendidikan tidak perlu Ibu sampai sekolah lagi, anak ibu perlu perhatian, sangat perlu dan nanti jiwanya akan keras bila ibu kunci, ibu kekang, dan ibu marahi, bu, dia perlu kelembutan, anak akan lembut bila kita lembut dan akan nakal bila kita ikat, akan pemarah bila kita marahi terus, bu, kasihani dia, ajak dia, rangkul peluk, cium sebelum tidur,ajak bicara sudah mengerti kok, dia pintar, dia paham ajak ngobrol.
            Mula-mula ibu curhat bahwa ibu sedih, dirumah hanya ada ibu dan dia, maka yuk nak kita bersahabat, ibu juga harus bekerja kalau ibu tidak kerja maka kita berdua tidak makan, dan jadi gelandangan dan tidur diluar rumah, yuk bantu ibu sayang, ibu cari uang untuk kamu, dan kamu nurut sama ibu, lalu semalaman dan berpelukan sampai tidur, ibu tidur dengan dia saja, agar dia rasakan kehangatan dan kasih sayang dari ibunya.
            Kalau saya lihat dia jarang bertemu ibu, dan bila bertemu ibu nampaknya hanya beban saja yang dia nampak, jadi dia malas ketemu ibu, misalnya ayo mandi, bikin pe er dan lain-lain, jadi ibu lama-lama akan dianggapnya horor dan galak, bila sudah remaja khawatir akan semakin berontak dan nakal.
            Untuk anak seusia dia apalagi lelaki, wajar kalau malas bikin peer, anak saya juga malasnya setangah mati, dan jujur katanya sukanya main, saya juga kesal, namun saya sampaikan boleh main satu jam dan 20 menit belajar, janji yaa, bila jarum panjang di angka 6, kamu stop, ketika itu, jarum Panjang diangka 5 ibu sudah tegur, ingat nak, sebentar lagi stop, dan ketika jam ke 6, ibu usahakanlah bergembira dan bercanda dengannya yeaaaahh... selesai..!!! ayo kita belajar, biasanya dia tidak mau, maka ibu...harus bujuk dia dan ingatkan, tadi kan ibu sudah janji kamu boleh main dan kamu juga janji habis ini belajar, maka itu, ayo sekarang belajar dan setelah itu boleh main lagi atau baca buku.
            Ibu ajarkan yang dia susah dan tidak bisa saja, misalnya matematika, kalau ada 10 soal yang dia tidak bisa dicicil saja bu 2, 2 yang penting untuk anak SD mereka hafal perkalian dan juga bisa menambah dan mengurangi dengan cepat, toh disekolah sudah belajar, yang penting emosinya stabil bu, nanti juga ada UN, anak akan rajin sendiri, ketika itu anak sudah dewasa, yang penting dia tidak bodoh-bodoh amat gak papalah bu, daripada dia nanti benci sama ibu dan menjauhi ibu, maka ketika dewasa pengorbanan ibu akan sia sia, jadi setelah ini jangan tambah kesibukan lagi ya bu dampingi anak sebanyak mungkin, salam sayang, wassalammu’alaikum
Note : bu, kalau ada uang lebih, cari pembantu saja agar ibu pulang kerja tidak terlalu lelah agak rileks dikit dan anak bisa melihat ibunya yang gembira bukan yang marah, oke bu,salam sayang untuk ananda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar