Senin, 30 Agustus 2010

Menghadapi Anak Pemarah

Assalamualaikum, Mama fifi & team saya wanita bekerja dengan 4 anak yg masih kecil-kecil paling besar kelas lima SD, saya membesarkan anak-anak sendiri tanpa didampingi suami karena suami jauh. Karena saya sendiri kadang-kadang dalam mendidik anak saya terlau emosional dan kalau berberbica mungkin bagi anak menyakitkan tanpa disadari oleh saya. Maaf kalau saya marah sama suami saya suka lampiaskan ke anak. memang suami saya tidak mengerti cara mendidik dalam keyakinannya yang penting memberi nafkah cukup tidak cukup dia tidak mau tau sehingga semuanya saya yang berperan. Dari mencari nafkah tambahan, memandikan, memasak, mengantar anak sekolah menjemput belajar dsb, maklum tidak punya pembantu karena keterbatasan biaya. Sekarang saya benar-benar menyesal karena sikap saya anak saya menjadi keras kepala dan tidak mau diatur, cepat marah dan suka pergi dari rumah. Kalau disuruh sholat, mengaji malas2an tp dia lebih senang ke mall saya sedih sekali padahal saya selalu memberi contoh (maklum suami tidak sholat dan tidak bisa mengaji) bagaimana ya mama fifi saya tress sering menangs karena sikap anak saya (yang pertama) bagaimana saya harus berubah sikap biar tidak menjadi luka anak saya sampai besar karena kekasaran saya. Trima kasih wasslamualaikum wr wb.

Yuyun Ariyani
 
Jawab :
 
Assalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, bu Yuyun mudah-mudahan begitu surat ini sampai belum terlambat, bu ...belum terlambat, raih kembali anak ibu, duuuh ibu, sayapun suka begitu juga dan menyesal, dan ketika marah emosi mengalahkan keinginan, bu saya punya cara untuk itu.
1) tilawah tiap pagi sebelum anak bangun 20 halaman atau satu juz sehari, kalau belum sanggup 5 halaman dulu dan tingkatkan, lalu baca artinya, dan berdoa sungguh-sungguh, lalu ibu usahakan berikutnya sholat malam, dan memohon pada Allah agar anak anak dijaga, dan kita sebagai ibu mengurangi amarah. Anak saya juga suka bilang, Umi kalau ngomong lebih nyakitin dari abi, ketika itu saya tanggapi dengan senyum-senyum, biar aja, salah sendiri kenapa nakal, walau hati ini menyesal sekali dan selalu berusaha menahan diri dan tidak bicara apapun ketika emosi lagi naik.
            Saran saya dekati dan ajak bicara bu, mulanya menolak namun kalau menolak paksa dia untuk mau bicara dengan ibu, dan ibu peluk dia, katakan ibu sayang dia dan ibu lelah, ajak anak memahami kondisi kita dan kita menawarkan kepada anak bahwa ibu akan juga membantu kalian, mumpung belum SMP bu, raih cepat cepat hatinya, kalau udah remaja akan semakin sulit, semoga berhasil ya bu, banyak ngobrol becanda, tertawa, bicarakan yang lucu-lucu, dan ngobrol deh, komunikasi sering dan usahakan suasana rumah gembira, suami begitu biarin dulu deh, doakan saja, dan jangan segera marah, marah juga tak ada gunanya, suami susah bu bila kita marah, dia malah marah juga, jadi kalau suami marah kita diam saja deh, dan berdoa saja, lalu jangan lampiaskan ke anak, nanti dia tambah sakit hati, ibu juga gak mau kan bila suami marah karena pelampiasan dari bosnya yang suka marah marah juga,oke bu semaga sukses dan sabar, wassalammu’alaikum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar