Kamis, 24 Juni 2010

Bagaimana Menanamkan Nilai-Nilai Kebaikan Kepada Anak

Menanamkan kebiasaan yang baik kepada anak haruslah dengan contoh-contoh real yang kemudian bisa anak-anak lihat secara real dengan mata kepala mereka. Contoh kasus anak-anak yang suka berteriak-teriak disekolah, bisa jadi karena mereka biasa diteriaki dirumahnya oleh orang tuanya, orang-orang yang mengasuhnya ataupun juga teman-teman sepermainannya. Banyak contoh dan kasus yang mungkin saja kita temukan didalam keseharian kita tentang ketidak baikan yang dilakukan oleh anak adalah disebabkan oleh keburukan yang ditunjukkan oleh orang dewasa ataupun teman sepermainan yang ada disekitarnya. Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan ketika kita ingin menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik terhadap anak yaitu :


  1. Berikan qudwah atau contoh yang baik terhadap mereka

    Sudah pasti menjadi seorang guru haruslah bisa memberikan qudwah atau contoh yang terbaik terhadap anak-anak didiknya. Mana mungkin siswa yang kita didik menjadi pribadi yang baik jikalau kita saja sebagai seorang guru tidak memberikan contoh dan teladan yang baik terhadap mereka. Banyak hal yang kemudian bisa kita lihat didalam realitas dan kondisi pendidikan kita saat ini , manakala seorang guru hanya mengajarkan hal-hal yang sifatnya teoritis ataupun materi saja tetapi tidak mendorong siswa dari sudut pendidikan yang lainnya seperti tingkah lakunya, motivasinya dll. Seharusnya janganlah kemudian kita menjadi bangga ketika anak didik kita berhasil secara akademik akan tetapi disisi yang lainnya mereka bodoh bahkan terpuruk dari segi moralitas, tingkah laku, cara berfikir dan hal-hal yang lainnya. Hal ini dikarenakan karena ketidak perdulian kita terhadap hal-hal baik yang seharusnya kita contohkan kepada anak-anak didik kita.
     
  2. Berikanlah reward dan juga pujian

    Kita pasti merasa senang dan gembira ketika pimpinan kita memberikan reward. Bisa jadi reward yang diberikan kepada kita bukanlah hal-hal yang besar. Janganlah kita melihat besar atau kecilnya reward ataupun barang yang akan diberikan akan tetapi kita melihat kepada esensi dari pemberian reward itu yaitu untuk memberikan apresiasi terhadap apa yang kemudian dilakukan. Ingat bahwa apa yang kemudian kita berikan tidak harus melulu berupa barang akan tetapi bisa juga dalam bentuk ucapan seperti bagus, well done, Subhanallah dll. Hal inilah yang kemudian akan membuat anak melakukan hal yang serupa terhadap temannya ataupun orang dewasa yang ada disekitarnya karena dia terbiasa melakukan kebaikan dan kemudian diapresiasi dengan hal-hal yang baik sehingga secara otomatis akan timbul kesadaran pribadinya.
     
  3. Berikanlah siroh / cerita yang bisa memotivasi mereka

    Banyak sekali buku-buku crita yang kemudian bisa memotivasi anak untuk melakukan nilai-nilai kebaikan. Seperti cerita tentang bagaimana mendidik anak supaya gemar berinfaq, tidak jajan sembarangan, menghormati orang tua dll. Kita yang sudah dewasa saja masih suka mendengarkan cerita-cerita ataupun guyonan apalagi anak-anak didik kita.
     
  4. Ingatkalah mereka pada setiap kesempatan sehingga hal ini menjadi sebuah kebiasaan dalam kehidupan mereka

    Mendidik bukanlah hanya sekedar mengajarkan saja apa yang kemudian harus dicapai oleh siswa. Akan tetapi bagaimana sebuah teori ataupun muatan pendidikan itu sendiri bisa diaplikasikan oleh si peserta didik dalam keseharian mereka. Karena itu ingatkanlah mereka pada setiap kali kita bersama mereka untuk melakukan nilai-nilai kebaikan itu dalam keseharian mereka. Harapannya adalah kemudian menjadi sesuatu yang secara otomatis akan teraplikasikan dalam kehidupannya tanpa ada paksaan.
     
  5. Ajak mereka kepada sesuatu yang sifatnya riil dan tidak hanya teoritis

    Mengajak mereka dalam kegiatan BAKSOS, menunjukkan bagaimana sikap dan tingkah laku kita ketika berbicara dengan orang yang lebih tua ataupun yang lebih muda, lemah lembut dalam berkata dan hal-hal yang baik lainnya akan semakin membuat anak semakin ingat untuk senantiasa melakukan nilai-nilai kebaikan itu didalam kehidupannya. Janganlah kita hanya berkata-kata saja terhadap mereka akan tetapi juga berikanlah contoh real/aksi nyata terhadap mereka atas apa yang kemudian menjadi landasan teoritis dari apa yang kemudian kita lakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar