Kamis, 24 Juni 2010

Mengembangkan Konsentrasi Belajar Anak

Bukanlah hal yang mudah untuk membuat anak memiliki konsentrasi yang penuh dalam sebuah proses pembelajaran (KBM). Karena konsentrasi yang dimiliki oleh siswa-siswi tingkat sekolah dasar yang mungkin hanya sekitar 5-10 menit saja.
Dalam mengembangkan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran diperlukan sebuah kegiatan belajar mengajar yang interaktif antara siswa. Oleh karenanya guru bukanlah central dalam proses belajar mengajar akan tetapi siswalah yang mengembangkan kemampuan mereka dengan topik ataupun pokok bahasan yang mereka sedang pelajari.


Menurut beberapa pakar pendidikan, anak-anak usia sekolah dasar memang memerlukan beberapa media pembelajaran yang bisa meningkatkan kemampuan dan daya konsentrasi belajar mereka apakah dengan menggunakan gambar, puppet (boneka) dan alat-alat pembelajaran yang lainnya.
Pembelajaran yang menarik siswa sangatlah penting karena tanpa adanya hal tersebut daya konsentrasi ataupun fokus siswa didalam pembelajaran tidak akan berlangsung lama. Ada beberapa strategi yang bisa kita lakukan dalam rangka membuat proses KBM menjadi menarik dan juga siswa menjadi konsentrasi yaitu :
1. Role Play
Jadikan siswa sebagai tokoh ataupun bagian yang tidak bisa dipisahkan dari proses pembelajaran. Kita semua mengetahui bahwa ilmu yang tidak pernah diaplikasikan dalam kehidupan ataupun dunia real tidaklah akan terekam dan bertambah. Demikian juga dengan proses yang dilakukan oleh siswa didalam proses pembelajaran, semua hal yang didapatkan oleh siswa dalam proses KBM yang dilakukan haruslah sesuatu yang real yang kemudian bisa  aplikasikan dalam kegiatan proses pembelajaran sehingga semakin merekat didalam ingatan mereka.
2. Diskusi
Ajak siswa untuk berdiskusi dengan kita. Sebagai guru dalam proses pembelajaran kita harus membiarkan mereka mengungkapkan apa yang menjadi pendapat mereka. Jangan pernah sekali-kali kita membatasi pendapat yang mereka ungkapkan, berikan apresiasi yang baik terhadap mereka dan arahkan mereka ketika kita melihat bahwa apa yang mereka sampaikan sudah mulai menyimpang dari pokok tujuan.
3. Games
Semua orang pasti suka bermain. Tidak hanya anak-anak akan tetapi orang dewasa juga suka bermain. Oleh karena itu apapun pelajaran yang kita ajarkan dan sesulit apapun pelajaran itu akan sangat mudah disampaikan dan dimengerti oleh siswa manakala hal itu disampaikan dalam bentuk permainan. Jangan kita membatasi wawasan kita dengan hanya membatasi permainan yang ada dengan merujuk kepada buku saja. Buatlah permainan yang menarik yang kemudian bisa diaplikasikan dalam mata pelajaran yang kita ajarkan dengan membuat games yang sesuai dengan topik bahasan. Contohnya adalah dalam pembelajaran bahasa Inggris, siswa sangat sulit sekali untuk memahami penggunaan beberapa pola kalimat dalam bentuk Present tense, Past tense, Future dan yang lainnya. Dengan games yang kita inovasi kita bisa membuat sebuah permainan dimana ada beberapa kelompok dan setiap kelompok harus mengutus perwakilannya. Dari setiap anggota regu yang maju kedepan  menunjukkan kepada teman-teman dalam satu groupnya tentang apa yang sedang, sudah, akan, atau apa kalimat yang tercantum didalam kertas putih yang kita berikan. ‘I am sleeping‘, misalnya sehingga siswa yang mempresentasikan kemudian berlaku seolah-olah seperti sedang tidur. Biarkan temannya yang lain menebak tanpa si presenter berkata apapun. Jika dia melanggar maka sangsi yang diberikan adalah pengurangan nilai untuk groupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar